Kerusakan Parah Akibat Gempa Bumi di Afghanistan: Lebih dari 2.400 Jiwa Tewas

- 9 Oktober 2023, 14:00 WIB
Gempa bumi di Afghanistan merupakan salah satu gempa bumi paling mematikan di dunia pada tahun ini.
Gempa bumi di Afghanistan merupakan salah satu gempa bumi paling mematikan di dunia pada tahun ini. /Reuters.com

Sistem perawatan kesehatan Afghanistan, yang hampir seluruhnya bergantung pada bantuan asing, telah menghadapi pemotongan anggaran yang sangat besar dalam dua tahun sejak Taliban berkuasa, dan banyak bantuan internasional yang merupakan tulang punggung ekonomi negara tersebut telah dihentikan.

Diplomat dan pejabat bantuan mengatakan kekhawatiran atas pembatasan Taliban terhadap perempuan dan krisis kemanusiaan global yang bersaing telah membuat para donor menarik dukungan keuangan mereka.

Baca Juga: Kepala Pangan PBB : Warga Afghanistan Kelaparan, Dipaksa Menjual Anak dan Bagian dari Organ Tubuh

Pemerintah Taliban ini telah memerintahkan sebagian besar staf perempuan Afghanistan yang bekerja di bidang bantuan untuk tidak bekerja, meskipun ada pengecualian di bidang kesehatan dan pendidikan.

Pada bulan Agustus, seorang juru bicara Komite Internasional Palang Merah mengatakan kemungkinan akan menghentikan dukungan keuangan untuk 25 rumah sakit Afghanistan karena pembatasan anggaran. Tidak jelas apakah rumah sakit Herat termasuk dalam daftar tersebut.

Gempa ini memicu kepanikan di Herat, kata seorang warga bernama Naseema.

Baca Juga: Negara Pendonor Diharapkan untuk Medukung Transfer Sebesar $280 Juta untuk Afghanistan

"Orang-orang meninggalkan rumah mereka, kita semua berada di jalan," tulisnya dalam pesan teks kepada Reuters pada hari Sabtu, dan menambahkan bahwa kota tersebut merasakan guncangan susulan.

Ada total 202 fasilitas kesehatan publik di provinsi Herat, salah satunya adalah rumah sakit regional utama tempat 500 korban telah dibawa, seperti yang disebutkan dalam laporan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada hari Minggu.

Sebagian besar fasilitas tersebut adalah pusat kesehatan dasar yang lebih kecil, dan tantangan logistik menghambat operasi, terutama di daerah terpencil, kata WHO.

Halaman:

Editor: Toni Irawan

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah