ZONA PRIANGAN - Pertempuran melanda Gaza pada hari Minggu ketika Israel menunjukkan kesiapannya untuk berperang selama berbulan-bulan atau lebih untuk mengalahkan penguasa Hamas di wilayah tersebut, dan seorang mediator kunci mengatakan kemauan untuk membahas gencatan senjata semakin memudar.
Israel menghadapi kemarahan internasional setelah serangan militer, dengan dukungan diplomatik dan bantuan senjata dari sekutu dekat Amerika Serikat, telah menewaskan ribuan warga sipil Palestina.
Sekitar 90% dari 2,3 juta penduduk Gaza telah mengungsi di dalam wilayah yang dikepung, di mana lembaga-lembaga PBB mengatakan tidak ada tempat aman untuk melarikan diri.
Baca Juga: Konflik Gaza-Israel: Kesiapan Israel Bertempur Jangka Panjang, Mediasi Qatar Memudar
Amerika Serikat memberikan dukungan vital dalam beberapa hari terakhir dengan memveto resolusi Dewan Keamanan PBB untuk mengakhiri pertempuran dan mendorong penjualan darurat amunisi tank senilai lebih dari $100 juta atau sekitar 1,5 triliun kepada Israel.
Rusia mendukung resolusi tersebut. Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada hari Minggu berbicara dengan Presiden Rusia Vladimir Putin dan menyatakan ketidakpuasan atas "sikap anti-Israel" yang diambil oleh perwakilan Moskow di PBB dan tempat lain, demikian pernyataan Israel.
Netanyahu mengatakan kepada Putin bahwa negara mana pun yang diserang seperti yang dialami Israel "akan bereaksi dengan kekuatan tidak kurang dari yang digunakan oleh Israel," tambah pernyataan tersebut.
Baca Juga: Gaza: Hamas Siap Berjuang, Israel Sebut 137 Tawanan Masih Ditahan
Sidang Umum PBB menjadwalkan pertemuan darurat pada hari Selasa untuk memberikan suara mengenai rancangan resolusi yang menuntut gencatan senjata kemanusiaan segera di Gaza.