ZONA PRIANGAN – Dalam Islam, puasa terutama di bulan Ramadan, merupakan bentuk ibadah yang mengembangkan tumbuhnya spiritual dan mengeratkan hubungan dengan Sang Pencipta.
Selain itu juga sebagai praktek pengendalian diri dan memperlihatkan empati kepada orang yang kekurangan.
Aktivitas ini tidak hanya mampu membersihkan jiwa dan menguatkan hubungan dengan Sang Khalik, tetapi juga memiliki efek positif yang tidak sedikit pada tubuh.
Para pakar dalam gastroenterologi, kardiologi dan endokrinologi mengatakan bahwa puasa selama Ramadan bisa secara positif berdampak pada kesehatan fisik.
Menurut mereka puasa bisa memperbaiki pencernaan, meningkatkan metabolisme dan menurunkan berat badan. Selain itu memungkinkan tubuh melakukan detoksifikasi, peremajaan, dan memperbarui vitalitas.
Para gastroenterolog telah mencatat bahwa puasa bisa meningkatkan sistem pencernaan yang sehat dengan memberikan istirahat pada perut, memungkinkan penyembuhan dan mengatur ulang pencernaan.
Baca Juga: Arab Saudi Mendistribusikan Puluhan Ton Kurma ke 93 Negara
Menurut rumah sakit Cleveland Clinic, kebanyakan penyakit gastrointestinal bisa disembuhkan atau dicegah.
Penyakit tersebut di antaranya sindrom iritasi perut yang menyebabkan kembung, kram perut yang sakit, konstipasi, dan kadang diare. Contoh lainnya adalah batu empedu, hepatitis, dan sindrom salah penyerapan.
Dr. Adeeb El-Ghalayini mengatakan kepada Arab News bahwa puasa sebulan memiliki nilai yang dahsyat dan berdampak pada sistem gastrointestinal untuk orang yang menderita masalah kronis atau orang sehat yang ingin merawat kesehatan perutnya.
Baca Juga: Umat Islam Inggris Gencarkan Boikot terhadap Kurma Israel selama Ramadan
El-Ghalayini adalah kepala unit gastroenterologi dan endoskopi, konsultan gastroenterologi endoskopi pengobatan, dan rekanan direktur program di Pusat Medis Internasional (IMC) di Jeddah.
Ia mengatakan bahwa untuk memperoleh manfaat dari puasa selama Ramadan, para individu harus mengikuti kebiasaan makan sehat, bersih dan ringan.
Dengan demikian memungkinkan tubuh menghilangkan racun dan meningkatkan kekebalan melawan bakteri dan virus yang terkumpul di sistem gastrointestinal selama bertahun-tahun.
Baca Juga: Kawasan Mayoritas Muslim Filipina Bertabur Cahaya Warna-warni dalam Perayaan Ramadan
El-Ghalayini menambahkan bahwa dengan berakhirnya Ramadan, gejala-gejala gastrointestinal akan diperbaiki, dan frekuensi keluhan selama di luar Ramadan akan menurun.
Para ahli kardiologi telah menemukan bahwa puasa bisa memperbaiki kesehatan kardiovaskular.
“Puasa memiliki sejumlah dampak positif pada faktor-faktor risiko kardiovaskular, seperti menurunkan tekanan darah, menurunkan tingkat kolesterol, memperbaiki sensitivitas insulin, menurunkan berat tubuh, yang pada gilirannya akan menurunkan serangan jantung atau stroke,” ujar Dr. Seraj Abualnaja kepada Arab News.
Baca Juga: Inilah Ucapan Selamat Ramadan dalam Berbagai Bahasa
Abualnaja adalah konsultan kardiolog interventional, dan kepala pusat kardiak di ICM Jeddah.
Para pakar endokrinolog juga telah mengamati bahwa puasa bisa membantu mengatur tingkat gula darah dan memperbaiki sensitivitas insulin yang bermanfaat untuk orang penderita diabetes
Dr. Ahmed BaSaeed, seorang endokrinologi, konsultan pengobatan internal di The First Clinic di Jeddah, kepada Arab News mengatakan:
“Puasa memperbaiki tingkat gula darah, terutama bagi pasien penderita diabetes tipe 2, berpuasa membantu meningkatkan gaya hidup lebih sehat dengan menurunkan kalori, gula, minuman soda, dan tepung.”
BaSaeed mengatakan penting untuk mencegah konsumsi sejumlah besar makanan secara cepat. Seharusnya fokus pada memiliki kesimbangan makanan dengam meningkatkan asupan protein.***