Baca Juga: Putus Mata Rantai Pengangguran, Disiapkan Bimbingan Tes Jadi CPNS Secara Gratis
"Saat mereka pulang kampung, karena merasa alirannya sama maka ia bergabung dengan aliran di Sumbar. Yang gurunya di Sumbar berpusat di Andalas Padang,” sambung Elyunus.
Menurut Elyunus, inti aliran yang diyakini oleh kelompok ini tidak mempercayai adanya Nabi Muhammad.
"Mereka percaya Alquran. Tapi tidak mempercayai Nabi Muhammad, hanya mempercayai Nabi Ibrahim. Tapi puasa hanya sekadar menahan, naik haji diwakili oleh guru, cukup ke Padang," katanya.
Baca Juga: Tanpa Exit Tol Sama Saja Membunuh Kota Banjar, Nana: Sampai Sekarang Masih Misteri
Hal lain yang patut menjadi perhatian menurutnya soal keterlibatan oleh provinsi dalam menangani kasus tersebut. Karena menurutnya, permasalahan itu sudah seharusnya dibahas oleh tingkat provinsi.
"Karena aliran sudah berkembang di Padang tapi kini tidak kelihatan. Dulu sudah diketahui tapi tidak ditindaklanjuti," katanya.*** (Ikbal Tawakal/Pikiranrakyat-bekasi.com)