Penderita Berstatus PDP dan ODP di Majalengka Kembali Bertambah

9 Juli 2020, 16:45 WIB
ILUSTRASI tiga dimensi sel Covid-19 di bawah mikroskop.*/ALAMY /

ZONA PRIANGAN - Jumlah penderita berstatus PDP dan ODP di Kabupaten Majalengka kembali bertambah dalam dua hari terakhir.

Belum diketahui secara pasti dari mana penyebarannya, hanya masyarakat diminta untuk terus bersikap waspada.

Berdasarkan data Gugus Tugas pada Kamis 9 Juli 2020, tercatat penderita berstatus PDP sebanyak 78 orang, Pasien Dalam Pengawasan sebanyak 3 orang (+2) selesai pengawasan sebanyak 65 dan 10 orang tercatat meninggal.

Baca Juga: Lakukan Penipuan, Polisi Gadungan ini Akhirnya Ditangkap

Untuk pasien status ODP sebanyak 566, 2 (+1) dalam pemantauan, selesai pemantauan sebanyak 564.

Pada Kamis terjadi peningkatan kasus jumlah pasien ODP menjadi 568 orang, dalam pemantauan sebanyak 3 orang (+1), selesai pemantauan 565 (+1).

Untuk status PDP menjadi 79 dalam pemantauan 4 orang (+1) selesai 65 dan meninggal 10 orang.

Baca Juga: Jepang Luncurkan Kereta Api Peluru Terbaru Berkecepatan 360 Km/Jam

Kepala Bidang Pelayanan RSUD Majalengka dr Erni Harleni mengungkapkan mengutip Kolaborator Saintis Lapor Covid-19, Iqbal Elyazar PHD, yang menjadi faktor yang mendorong kenaikan jumlah orang terinfeksi dipengaruhi oleh beberapa hal.

Di antaranya, meningkatnya kesempatan interaksi antara orang yang terinfeksi dengan orang yang belum terinfeksi.

Bergerak bebasnya orang terinfeksi yang belum tertangkap oleh sistem pelacakan merupakan resep untuk bencana. Semakin sedikit tracing, semakin banyak orang baru yang terinfeksi.

Baca Juga: Tiga Anggota Bawaslu di Pangandaran Positif Covid-19

Kemungkinan berubahnya virulensi virus SARS-COV-2 menjadi lebih ganas. Tapi status ini, katanya, harus dibuktikan dgn data klinis dan data genetik.

“Perilaku pencegahan dengan jaga jarak aman, pakai masker dengan benar, cuci tangan yang benaroleh individu dan masyarakat tidak maksimal hingga kini tidak maksimal,” tambahnya.

Kini jumlah orang terinfeksi tidak sama dengan jumlah orang terkonfirmasi positif.

Baca Juga: Mantan Kepala Desa Baregbeg Bantah Lakukan Korupsi

Kenaikan jumlah orang terkonfirmasi positif, tergantung kepada beberapa faktor, meliputi apakah pemeriksaan orang yang datang ke rumah sakit meningkat?

Apakah orang yang terlacak dalam pelacakan dari kasus positif meningkat? Dan apakah orang-orang yang diperiksa melalui survei-survei khusus meningkat di superspreading event?

Misalnya, kata Kolaborator Saintis Lapor Covid-19, Iqbal Elyazar, di kerumunan, perkantoran, pasar-pasar, pabrik atau kerumunan, perumahan, sarana transportasi umum, pesantren-pesantren, sarana pendidikan, sarana agama, dan lain-lain.

Baca Juga: Karen Poore Resmi Menyandang Status Janda

Juga apakah kemampuan lab covid untuk memeriksa jumlah sampel meningkat, misalnya karena ada tambahan lab, tambahan alat dan tambahan tenaga? Apakah semua lab Covid melaporkan angka positif mereka setelah pada hari-hari yang sebelumnya tertunda?

Perlu kejelasan dari otoritas kesehatan dqn gugus tugas, dari jalur mana kontribusi kenaikan kasus itu terjadi, sehingga dapat menjelaskan apakah karena situasinya memang tambah parah, atau karena ada upaya penemuan/diagnosis/pelaporan yang lebih baik

Upaya yang bisa mengatasi Covid-19 saat ini, ternyata tidaklah banyak namun harus cukup maksimal. Itu adalah Pemda jangan merasa takut untuk memulai/memperpanjang dan mengulang PSBB. Restriksi mobilitas daerah risiko tinggi sekali.

Baca Juga: Tiga Nelayan Asal Pangandaran Hilang, Tim SAR Baracuda Masih Mencari

Pemda dan aparat memaksimalkan pemakaian masker di luar rumah dan pastikan ada sangsi sosial untuk pelonggaran. Ternyata menurut Iqbal Elyazar, pemakaian masker adalah tindakan bela negara dan manfaat untuk melindungi anggota komunitas yang lain.

Pemda mempercepat, perbanyak tracing kontak, pemeriksaan PCR dan segera diisolasi jika positif sehingga interaksi orang-orang tersebut di masa infektif mereka dapat dimininalkan.

Ajarkan isolasi diri yang benar di rumah tangga supaya tidak terjadi transmisi di dalam rumah. Serta jujur dalam menjelaskan data dan situasi yang sesungguhnya adalah kunci mengatasi pandemi.

Baca Juga: Aurel Sudah Tidak Sabar Ingin Menikah dengan Atta, Ini Alasannya

Pengaturan data dan tertutupnya data yang sesungguhnya hanya menurunkan kewaspadaan masyarakat dan memberikan pesan yang salah kepada sesama aparat, sekaligus menurunkan kredibilitas penanganan covid-19.

“Statistik pandemi haruslah statistik kebenaran, bukan dengan statistik pembenaran, apalagi pembegalan dan pengaturan statistik,” tegasnya***

Editor: Parama Ghaly

Tags

Terkini

Terpopuler