Kabupaten Majalengka, Indramayu, Cirebon serta Kuningan Sudah Mulai Memasuki Awal Kemarau

17 Mei 2023, 11:00 WIB
Ilustrasi musim kemarau. /PIxabay

ZONA PRIANGAN - Memasuki awal musim kemarau, angin kencang mulai melanda wilayah Majalengka dengan kecepatan mencapai 25 knot atau 46/km jam dengancuaca ekstrim, BMKG memprediksi angin kencang dengan kecepatan yang sama masih akan terjadi hingga satu hari kedepan dengan suhu udara 36 derajat celcius.

Prakirawan BMKG Jatiwangi Ahmad Faiz Zyin, Minggu (14/5/2023) menyebutkan wilayah Kabupaten Majalengka dan Indramayu, Cirebon serta Kuningan sudah mulai memasuki awal kemarau, meski demikian, awal musim kemarau bukan berarti tidak ada hujan sama sekali, namun masih ada potensi hujan dengan jumlah curah hujan dibawah 50 mm per dasaraian atau per 10 hari.

Kecepatan angin hingga 25 knot atau 46 km per jam menurut Ahmad Faiz Zyin sudah tergolong angin kencang dengan cuaca ekstrim, untuk itu masyarakat dihimbau selalu waspada ketika angin kencang kemungkinan adanya dahan hingga pohon yang tumbang serta debu yang beterbangan yang akan menyebabkan polusi udara sehingga rentan munculnya penyakit yang disebabkan oleh debu.

Baca Juga: Habib Bahar bin Smith Ditembak dan Luka di Perut, Polisi Olah TKP dan Tunggu Hasil Visum Penyebabnya

Malah suhu udara diprakirakan akan terus naik karena berdasarkan historis, data suhu udara tertinggi di wilayah Majalengka dan sekitarnya saat puncak kemarau mencapai antara 36 hingga- 38 Celcius dengan kecepatan angin yang lebih ekstrim.

Sementara itu sejumlah masyarakat di Majalengka mulai mengeluhkan besarnya kecepatan angin sejak beberapa hari terakhir. Akibat angin kencang ini banyak dahan yang tumbang serta dedaunan yang mudah kering. Daun yang jatuhpun tak hanya daun kering namun juga daun-daun dipepohonan yang masih hijau hingga bagian pucuk.

Rizki Tiari salah seorang warga menyebutkan, daun rambutan dan mangga yang ada di depan rumahnya di Kelurahan Majalengka Wetan ketika siang hari nampak layu padahal pohonya sudah lumayan besar. Ketika pagi hari daun-daunya berjatuhan hingga berserakan masuk ke garasi rumahnya.

Baca Juga: Polres Majalengka Bentuk Polisi RW, Ini Fungsi dan Tugasnya

“Yang jatuh tidak hanya daun kering tapi daun muda, kemungkinan karena besarnya angin. Malah dana mangga banyak yang patah terutama yang daunnya lebat,” ungkap Rizki.

Setiap pagi disapu sampah daun hingga mencapai dua drum, padahal di pekarangannya hanya terdapa tiga pohon mangga dan rambutan.

“Pagi disapu, satu menit kemudian ssampah daun sudah berserakan lagi,” ungkapnya.

Baca Juga: Dua Kepengurusan Kadin Kabupaten Majalengka Dianggap Tidak Sah

Meme Miharja warga lainnya bahkan dalam sehari bisa tiga hingga empat kali menyapu halaman, karena sampah daun yang terus berjatuhan. Jika dibiarkan sampah akan semakin banyak.

Hal senada disampaikan Aan mengeluhkan kondisi debu di rumahnya yang masuk terbawa angin. Dia berupaya terus menutup pintu rumahnya menghindari debu semakin banyak. Diapun melarang anak-anaknya untuk keluar rumah karena cuaca panas disertai angin kencang.

“Anginnya gede, debu dari pekarangan masuk,” katanya.

Baca Juga: 6 Parpol Politik ini Belum Mengajukan Jadwal Pendaftaran Bakal Calon Legislatif ke KPUD Majalengka

Ketika anak-anaknya keluar rumah disarankan untuk selalu menggunakan masker, selain menghindari menghisap debu juga karena cuaca yang cukup terik.

Editor: Yudhi Prasetiyo

Tags

Terkini

Terpopuler