Menurutnya, skill koding menjadi kekuatan terbesar dalam mencari lapangan pekerjaan.
"Tentunya latar belakang kita ini menghasilkan sumber daya manusia yang andal di mana jumlah progammer terbatas sehingga skill koding ini menjadi kekuatan terbesar. Bagi yang lulus semangat dan yang belum terus belajar lagi. Dari 10 profesi pekerjaan itu hubungannya dengan IT dan data analyst menjadi pilihan utama," ungkapnya.
Sebanyak 18,9 persen peserta tergolong dalam kelompok yatim piatu.
Dalam pelaksanaan Angakatan I online bootcamp, peserta tidak hanya dibekali dengan hard skill berupa pelatihan coding, namun juga dibekali keahlian soft skill agar seluruh peserta memiliki bekal yang matang untuk bekerja.
"Dengan Coding Camp ini tidak harus sekolah formal tapi kita berikan pembelajaran secara intensif selama sebulan. Mereka yang dulunya kuli angkut barang, tidak kuliah, bisa lebih baik menjadi luar biasa," tandasnya.
"Nantinya, desa-desa di Jabar akan full dilengkapi dengan komputer, kita dorong internet of things (IOT) dalam tingkat produksi. Kita inisiasi kegiatan dengan artificial intelligent. Kepada masyarakat diharapkan bisa adaptasi melalui IT sebagai salah satu pekerjaan di masa depan yang paling dicari," tambahnya.
Gubernur menyebut Program JCC sejalan dengan penyetaraan jabatan yang telah dilakukan di lingkungan Pemda Provinsi Jabar. Beberapa waktu lalu, gubernur dan bupati/wali kota melantik 7.000-an PNS untuk ditempatkan sesuai keahliannya sebagai jabatan fungsional.
"Ini adalah respons Jabar terhadap perubahan zaman di sisi dapur kita (Pemda Provinsi Jabar) minggu lalu saya sudah melantik bersama bupati/wali kota sebanyak 7.000-an PNS untuk bekerja sesuai kewenangan fungsional. Hal itu menandakan reformasi birokrasi 4.0 sudah dimulai, di sisi luar (non-pemerintahan) kita terus mengajak masyarakat untuk merespons adaptasinya," paparnya.