Sedangkan Jaja, Empat serta Oman membiarkan anaknya sekolah dengan harapan bisa selamat, alasanya di rumah anaknya sulit belajar.
“Belajar daring itu pulsa habis pelajaran tidak selesai karena ternyata HP dipergunakan game,” ujar Oman asal Cijati.
Baca Juga: GP Ansor Tangkal Ideologi yang Bertentangan dengan Pancasila, Acep: Gayanya Sudah Tak Asing Lagi
Sedangkan pedagang Siomay mengaku gembira mulai belajar tatap muka karena dirinya tak mampu mengajari anaknya.
“Kalau HP dan kuota bisa beli, tapi kalau disuruh ngajar ampun pisan. Kuring ukur lulusan SD, pamajikan sarua. Baheula wae kuring sakola di SD pang bodona ayeuna titah ngajar budak nu di SMP nya teu bisa. “ ungkapnya.***