Inilah Teknologi 'Urup-Urip' Bertenaga Solar Cell Karya Usakti, Solusi Hasil Panen Tidak Cepat Busuk

24 Desember 2020, 23:28 WIB
Inilah Teknologi 'Urup-Urip' Bertenaga Solar Cell Karya Universitas Trisakti, Solusi Hasil Panen Tidak Cepat Busuk. /Dok. Universitas Trisakti

ZONA PRIANGAN - Pandemi Covid-19 sangat terasa sekali memukul segala lapisan masyarakat. Utamanya sektor pertanian.

Padahal petani sebagai pelaku utama dalam mewujudkan ketahanan pangan haruslah kita perhatikan eksistensinya.

Karena melalui kerja keras para petani, segala kebutuhan pangan khususnya rumah tangga hingga bahan baku industri dapat terpenuhi.

Baca Juga: Kiprah HDI Berkolaborasi dengan Benih Baik untuk Pendidikan Anak di Panti Asuhan

Terlepas dari kebutuhan tersebut, ternyata ada sisi lain yang harus kita perhatikan juga dikalangan petani, yakni dengan dihadapkannya berbagai permasalahan yang rumit.

Permasalahan tersebut justru akan menyebabkan kerugian yang besar bagi mereka.

Salah satu permasalahan yang dihadapi petani diantaranya adalah hasil panen utamanya sayur-sayuran yang mudah membusuk akibat tertundanya waktu jual, dan juga berkurangnya pembeli akibat masa pandemi sekarang ini.

Baca Juga: Bawa Surat Kelengkapan, BSU Guru Honorer di Lingkungan Kemenang Sudah Bisa Dicairkan

Selain itu juga kebutuhan akan jaminan sayuran yang bersih dan lebih higienis bila sampai ke tangan konsumen.

Oleh karena berbagai permasalahan tersebut, tim dari Universitas Trisakti yang dimotori oleh Wegig Murwonugroho menginisiasi kegiatan pemanfaatan Teknologi Tepat Guna pembuatan piranti "Urup-Urip" yakni penyinaran ultra violet (UV) dengan tenaga surya (solar cell) sebagai upaya sterilisasi bakteri pada hasil panen tanaman sayur.

Pakar Mikro-Bioteknologi Universitas Trisakti, Astri Rinanti, mengatakan fasilitas penyinaran UV yang berfungsi sebagai pembunuh berbagai jenis bakteri, spora dan virus idealnya terletak dekat dengan lokasi panen sayuran atau buah-buahan

Baca Juga: Wartawan Pikiran Rakyat Raih Nilai Tertinggi 77,6, Sisihkan Media Lain dalam Seleksi Beasiswa S2

"Fisik sayur atau buah ini sedapat mungkin tidak sering dipindahkan untuk menghindari kerusakan sayur," katanya disela-sela Peresmian dan Penggunaan Piranti Penyinaran "Urup-Urip" di Kampung Pasir Cina, Cipendawa, Kabupaten Cianjur, Rabu 23 Desember 2020.

Sementara menurut Pakar Sinar UV dan Solar Cell Universitas Trisakti, Setia Gunawan, mengatakan akan tetapi pada lokasi ini belum tersedia sumber listrik, jarak sumber listrik PLN ke lokasi lahan cukup jauh.

"Sebagai solusi menjawab permasalahan ini adalah tersedianya peralatan penyinaran UV bertenaga surya atau solar cell," katanya.

Peresmian dan Penggunaan Piranti Penyinaran Urup-Urip di Kampung Pasir Cina, Cipendawa, Kabupaten Cianjur, Rabu 23 Desember 2020. Dok. Universitas Trisakti

Baca Juga: Keren Banget, Aplikasi Anti Depresi Buatan Dua Pelajar SMAN 1 Ngamprah Jabar, Bantu Kurangi Stres

Lebih lanjut menurut pakar desain dari Fakultas Seni Rupa dan Desain, Universitas Trisakti yang juga sebagai Ketua Penerima Hibah Teknologi Tepat Guna, Wegig Murwonugroho, memaparkan selain itu, peralatan pun rentan hilang. Maka dari itu dibutuhkan juga portable bag sebagai pengangkut instrumen penting.

"Dengan demikian secara mobile instrumen alat dapat berpindah dari almari penyinar satu ke tempat lainnya. Juga selain itu peralatan dilengkapi dengan mesin kemasan plastik ber-merk sehingga sayuran lebih memiliki nilai jual, siap edar, dan terlindungi," ungkapnya.

Wegig pun menambahkan, tujuan dari penerapan teknologi tepat guna ini adalah untuk meningkatkan kualitas hasil panen melalui teknologi penyinaran UV bertenaga surya. Sehingga sayur terbebas dari bakteri dan risiko terpapar virus Covid-19.

Baca Juga: Anak Sekolah Dapat Bantuan juga Loh, Ikuti Prosedur agar Dana PIP Cepat Cair

Dalam kesempatan yang sama, Ketua Kelompok Tani Mujagi, Kampung Pasir Cina, Kabupaten Cianjur, Suhendar mengatakan bahwa mereka sangat yakin akan target program ini yang dapat meningkatan hasil penjualan sayur sehingga pendapatan petani bisa tetap sama atau melebihi dari kondisi sebelum pandemi.

"Pemasaran dikhususkan pada minimarket terdekat dengan pertimbangan keterbatasan mobilitas," ungkapnya.

Kampung Pasir Cina di Kabupaten Cianjur ini merupakan kawasan agroindustri yang terdampak pandemi Covid-19.

Baca Juga: Asep Syaefurrachman Satu-satunya Guru dari Jawa Barat yang Menerima Penghargaan dari PB PGRI

Sepinya pasar dan larangan acara publik sangat berakibat terhadap hasil panen yang mengakibatkan banyaknya sayuran yang membusuk dan tak terjual.

Lewat Teknologi Tepat Guna ini diharap mampu menjawab permasalahan yang dihadapi petani akibat pandemi.

"Piranti Penyinaran Urup-Urip yang didesain dengan UV bertenaga surya adalah solusi sterilisasi bakteri pada hasil panen tanaman sayur. Penyinaran UV dilakukan untuk mematikan mikroorganisme penyebab kerusakan sayur dan buah," papar Wegig.

Baca Juga: Hari Guru, Ada Janji Mendikbud yang Memperjuangkan Honorer Jadi ASN Lewat Seleksi Demokratis 2021

Lampu UV, lanjut Wegig, ditempatkan dalam kotak kaca untuk melindungi dari air dan sentuhan tangan. Jenis lampu sinar UV dipilih memiliki sensor gerak yang memastikan keamanan bagi pengguna.

"Sumber listrik tenaga surya yang merupakan bagian dari piranti berfungsi menerima cahaya matahari dan mengubahnya menjadi energi listrik. 3 buah solar cell ini masing-masing mampu menghasilkan daya 50 wattbit dengan standar keamanan IP67," ujarnya.

Tahapan instalasi piranti, papar Wegig, diawali dengan peletakan panel solar cell menghadap sumber cahaya. Untuk menjaga sayuran dan buah tetap steril, sarung tangan wajib dikenakan pada proses pengambilan hasil panen dari dalam lemari.

Baca Juga: Lebih 200 Posisi Kepala Sekolah Kosong, Disdik Jabar Seleksi Bakal Calon Kepala Sekolah SMA dan SMK

"Kamipun mengadakan Forum Group Discussion (FGD) dengan para petani sekitar. Hal ini dilakukan untuk memastikan para petani dapat memahami instruksi instalasi dengan baik, benar, dan aman saat penggunaannya," katanya.

Setelah para petani mengetahui teknis penggunaannya, diharapkan sayuran dan buah kini dapat langsung dikemas dan dijual. Selain higienis dan desain kemasan yang menarik maka akan menaikkan nilai jual hasil panen.

"Kegiatan Program Penerapan Teknologi Tepat Guna yang kami buat ini terselenggara atas kerjasama dengan Riset dan Teknologi / Badan Riset dan Inovasi Nasional Republik Indonesia (RISTEK BRIN) dan Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP) Kemenkeu RI," pungkasnya.***

Editor: Yurri Erfansyah

Tags

Terkini

Terpopuler