Inilah Solusi Mengatur Keuangan Saat Pandemi Selama Bulan Ramadhan

14 April 2021, 07:45 WIB
Foto Ilustrasi mengatur keuangan disaat pandemi dan selama bulan Ramadhan. /Pixabay/ Firmbee

ZONA PRIANGAN - Mengatur keuangan pada Ramadhan tahun ini akan terasa berbeda dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.

Selain karena ada hari raya Idulfitri di depan mata, Ramadhan untuk kali kedua terjadi dalam masa pandemi virus Corona (COVID-19).

Jika sebelum COVID-19, aktivitas berkumpul untuk buka puasa bersama dilakukan dengan bertemu teman-teman lama, saudara dan rekan kerja kantor, kini hal tersebut sementara tidak dilakukan.

Hal ini seiring anjuran menghindari kerumunan dan berkumpul untuk mencegah penyebaran COVID-19.

Baca Juga: Ini Alasan Mengapa Tuyul Tak Bisa Mengutil Uang di Bank

Kebiasaan berubah tersebut juga berdampak terhadap pengelolaan keuangan seseorang terutama bagi yang masih bekerja dan mendapatkan penghasilan.

Momen ini dapat dijadikan untuk menyisihkan uang dan mengalihkan ke biaya lain.

Harumi Supit, Head of Corporate Communication OVO, mengatakan Ramadhan menjadi momen introspeksi diri agar menjadi pribadi yang lebih baik, salah satunya menjadi pribadi ikhlas, terlebih lagi dalam kaitannya kita harus kembali menjalani Ramadhan di masa pandemi di mana banyak sekali tantangan dan cobaan yang harus kita hadapi dengan hati yang ikhlas.

Baca Juga: Pembekuan Darah Dihubungkan dengan Vaksin AstraZeneca dan J&J

Salah satu dari tantangan itu adalah mengenai mengatur keuangan di masa Ramadhan. OVO melalui semangat keikhlasan menggaungkan kampanye #RaihIkhlas dalam menerima dan melepaskan kekhawatiran untuk mencapai Hari Kemenangan.

Untuk itu, OVO melalui kampanye #RaihIkhlas berupaya untuk mendukung masyarakat pada saat ini melalui kemudahan solusi pembayaran, investasi dan asuransi digital termasuk juga kemampuan untuk menyalurkan sedekah secara online.

Berdasarkan Surveynya OVO mengungkapkan beberapa fakta, antara lain 6 dari 10 orang mengaku sulit mengatur keuangan selama Ramadhan, terlebih karena pandemi kebutuhan cenderung lebih banyak.

Baca Juga: Emak-Emak Viral di TikTok, Dikira Usianya Lebih Muda Puluhan Tahun

Selain itu, 52% orang menggunakan dana darurat guna memenuhi kebutuhan saat Ramadhan.

Kemudian 43% orang menggunakan seluruh tunjangan hari raya (THR)-nya untuk kebutuhan Ramadan dan Idul Fitri. Hanya 4 dari 10 orang yang menyimpan THR-nya untuk tabungan jangka panjang.

Dalam konferensi pers Virtual Selasa, 13 April 2021, Psikolog Irma Gustiana A SPsi MPsi menjelaskan, banyak persoalan bermunculan selama pandemi ini, bukan hanya masalah kesehatan, pandemi juga mengubah hampir seluruh lini kehidupan, termasuk perekonomian bahkan psikologis seseorang.

Baca Juga: Danella Ilene Kurniawan, Juara Pertama Indonesia’s Next Top Model 2020 Raih Honda HR-V

Berdasarkan data Lembaga Penelitian SurveyMeter pada akhir Mei 2020, tingkat kecemasan dan depresi penduduk Indonesia pada masa pandemi meningkat, 55% mengalami gangguan kecemasan dan 58% mengalami gangguan depresi.

"Ketidakikhlasan dalam menerima masalah, takdir, atau apa yang ada dalam hidup akan menghalangi kebahagiaan dan menurunkan kualitas hidup, baik fisik maupun mental.

Oleh karena itu, berupayalah untuk ikhlas, sabar, dan senantiasa bersyukur," ungkap Irma.

Baca Juga: Para Suami Sering Tergoda Istri Orang, Ini 4 Faktor Pendorongnya

Selaku Psikolog, Irma memberikan kita-kiat atau tips beribadah maksimal dengan fisik dan mental yang sehat, yaitu dengan IKHLAS, yang mana I adalah isi waktu dengan mencari kesibukan atau kegemaran baru, K atau kajian, tadarus, buka puasa, sahur daring bersama keluarga dan teman-teman, dan H adalah hayati dan menerima segala bentuk cobaan yang diberikan Tuhan adalah bagian dari proses pertumbuhan dan perkembangan sebagai individu.

"Kemudian L atau luangkan waktu untuk menjaga kebugaran dan merawat diri, A abaikan informasi atau berita yang memberikan dampak negatif pada kesehatan mental, dan S atau saling mendukung, saling mengingatkan dan memberdayakan sehingga daya tahan keluarga meningkat dan lebih bahagia," ujarnya.

Selain itu perencana keuangan Lolita Setyawati mengungkapkan, dari survei menunjukkan mayoritas masyarakat sulit mengatur pengelolaan keuangan.

Kesalahan yang sering kali dilakukan saat Ramadan, kata dia, antara lain tidak membuat perencanaan atau anggaran dan tidak mencatat pengeluaran.

Baca Juga: Keterisian Masjid Selama Bulan Ramadan Harus Konsisten di Angka 50 Persen, Ridwan Kamil: Jangan Ada Kerumunan

"Mudah tergoda keinginan, menggunakan sumber dana yang tidak sesuai peruntukkan, berutang demi gaya hidup Ramadan, dan tidak membuat skala prioritas.

Padahal saat Ramadan, kita mempunyai beberapa kebutuhan tambahan ataupun pengeluaran khas, seperti biaya mudik, zakat, memberikan THR kepada yang bekerja dengan kita, dan memberikan bingkisan baik untuk keluarga maupun kerabat," katanya.

Lolita pun menambahkan beberapa tips mengatur keuangan selama Ramadhan adalah dengan membuat daftar prioritas sesuai kebutuhan, menyiapkan dana ekstra untuk kebutuhan tambahan, berbelanja di awal atau dicicil sebelum Ramadhan, membuat menu sahur dan berbuka puasa untuk menghindari pembelanjaan makanan yang berlebihan.***

Editor: Yudhi Prasetiyo

Tags

Terkini

Terpopuler