China Menarik Untung Atas Konflik Moskow dan Blok Barat, Yuan Menjadi Pilihan Warga Rusia dalam Bisnis

9 April 2022, 21:13 WIB
Ilustrasi mata uang yuan China.* /Pixabay /PublicDomainPictures

ZONA PRIANGAN - Hubungan Rusia dengan Blok Barat yang makin memanas akibat perang Ukraina tampaknya menguntungkan China.

Minimal, dalam penggunaan mata uang, kini warga Rusia membuang Dolar dan Euro. Mereka beralih ke Yuan dalam sejumlah transaksi.

Sebuah survei oleh harian keuangan Kommersant jumlah rekening Yuan China bulan lalu mengalami peningkatan tajam.

Baca Juga: Tindakan Negara Anggota NATO Berbahaya, Bisa Mendorong Pertumpahan Darah Antara Amerika Serikat dan Rusia

Menurut Kommersant, warga Rusia secara aktif mengubah tabungan valas mereka ke mata uang Yuan China

Sementara jumlah rekening baru dalam denominasi Yuan juga tumbuh secara signifikan. Itu artinya Rusia makin merapat ke China.

Di Tinkoff Bank, misalnya, volume dana yang disimpan dalam Yuan telah melonjak delapan kali lipat.

Baca Juga: Pegang Kendali di Kota Mariupol, Tentara Ukraina Ancam Posisi Pasukan Rusia di Kota Kherson

MTS Bank melaporkan peningkatan empat kali lipat, seperti yang dilakukan Bank Ural untuk Rekonstruksi dan Pembangunan, sementara Bank Saint Petersburg mengalami kenaikan 3,5 kali lipat.

Tinkoff Bank juga melaporkan bahwa banyak perusahaan grosir beralih ke penyelesaian dalam Yuan, padahal sebelumnya mereka menganggap penyelesaian dolar AS lebih mudah dan lebih cepat.

Menurut data bank, bagian penyelesaian bisnis dalam Yuan telah tumbuh dari 15-25% tahun lalu menjadi 25-30% sekarang.

Baca Juga: Tentara Kremlin Perkosa Gadis 16 Tahun dan Nenek 78 Tahun di Tepi Sungai Ingulets Wilayah Kryvyi Rih

Transaksi tersebut melibatkan perusahaan perdagangan barang seperti suku cadang, peralatan periferal, tekstil dan produk makanan.

MTS Bank menyatakan, mencatat bahwa perusahaan minyak Rusia, penambang batu bara dan produsen logam juga mulai pindah ke penyelesaian Yuan.

Transaksi dengan mata uang China di Bursa Moskow juga telah tumbuh secara signifikan, meskipun masih tertinggal dalam volume dolar dan euro, lapor rt.com.

Baca Juga: Pertempuran di Poltava, Jet Rusia Hancurkan Pesawat MiG-29 dan Helikopter Mi-8 Milik Ukraina

Sedangkan pada Januari-Februari volume transaksi yuan di bursa jarang melebihi 3 miliar rubel per hari (sekitar $37 juta), minggu lalu rekor sepanjang masa 18,5 miliar Rubel (sekitar $230 juta) berpindah tangan.

Analis melihat ini sebagai sarana bagi individu dan perusahaan untuk menghindari sanksi Barat terkait Ukraina yang secara efektif membatasi akses Rusia ke Dolar dan Euro.

China, bagaimanapun, belum bergabung dengan sanksi dan tetap membuka akses ke mata uang nasionalnya, yang menjadikannya alternatif potensial untuk transaksi internasional Rusia.***

Editor: Parama Ghaly

Sumber: RT.com

Tags

Terkini

Terpopuler