Bantu Warga Tenjolahang Upgrade Potensi Aneka Olahan Melinjo, Dosen Universitas Trisakti Gelar Pelatihan PkM

2 Oktober 2022, 22:46 WIB
Bantu warga Tenjolahang upgrade potensi aneka olahan Melinjo, Dosen Universitas Trisakti gelar pelatihan PkM. /dok. Tim PkM/

ZONA PRIANGAN - Bagi penduduk Desa Tenjolahang, Kecamatan Jiput, Kabupaten Pandeglang, Banten, buah melinjo adalah komoditas utama di desanya.

Buah melinjo yang kemudian diolah menjadi emping ini sudah menjadi sumber perekonomian sebagian warga Kecamatan Jiput yang merupakan warisan dari generasi ke generasi dan tidak mengalami perubahan.

Sementara penduduk Tenjolahang khususnya, 90% memiliki mata pencaharian sebagai pengrajin dan pengusaha melinjo.

Baca Juga: Olah Minyak Jelantah Jadi Biodiesel sebagai Energi Alternatif, Cegah Kerusakan Lingkungan dan Komersialisasi

Peningkatan kualitas buah melinjo dan pemanfaatan limbah produksi menjadi barang yang mempunyai nilai ekonomi akan meningkatkan pendapatan masyarakat Tenjolahang.

Ketua Kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) yang juga Pakar Pengembangan UMKM Universitas Trisakti, Dr. Ida Busnetty (kiri) saat memberikan penjelasan. /dok. Tim PkM/

Kini emping melinjo yang dihasilkan warga Tenjolahang ini telah menjadi oleh-oleh khas daerah Pandeglang, Banten.

Emping yang bahan bakunya buah melinjo ini diambil ketika sudah tua dengan ciri kulit yang berwarna merah dan biji yang berwarna hitam kecoklat-coklatan.

Baca Juga: Inilah Teknologi 'Urup-Urip' Bertenaga Solar Cell Karya Usakti, Solusi Hasil Panen Tidak Cepat Busuk

Proses pembuatan emping ini pertama kali yang dilakukan adalah membuang kulit luarnya yang berwarna merah, kemudian tinggal cangkang dan melakukan proses sangrai lalu kemudian digeprek. Peralatan untuk produksi emping di Tenjolahang masih menggunakan alat tradisional.

Tercatat produksi melinjo di Tenjolahang sebanyak 25 hingga 30 ton setiap bulannya. Selama ini jenis produk yang dipasarkan dalam bentuk emping mentah. Padahal bahan baku emping ini memiliki potensi dikembangkan dalam aneka olahan makanan.

Melalui kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat (PkM) "Aneka Olahan Emping Higienis dan Pemasaran melalui Boks Motor Keliling" ini merupakan upaya dalam peningkatan potensi aneka olahan melinjo di Desa Tenjolahang, Kecamatan Jiput, Kabupaten Pandeglang.

Baca Juga: PBA Resmikan Lembaga Kajian, Gelar Bedah Buku Waspadai Fintech Berkedok Koperasi Simpan Pinjam

Hibah Kegiatan PkM yang didanai Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Riset dan Teknologi ini dilaksanakan oleh Universitas Trisakti yang diketuai Pakar Pengembangan UMKM Dr. Ida Busnetty, dengan anggota pakar desain Prof. Dr. Wegig Murwonugroho dan pakar perlindungan lingkungan Dr. Rositayanti.

Pakar Pengembangan UMKM Dr. Ida Busnetty, mengatakan, permasalahan pertama terlihat bahwa proses produksi emping yang saat ini dilakukan tidak higienis dikarenakan masih menggunakan teknologi sederhana.

Sesi praktek memasak kue saat pelatihan di Sekolah Tinggi Pariwisata (STP) Trisakti, Bintaro, Jakarta, beberapa waktu lalu. /dok. Tim PkM/

"Pengrajin menggunakan pasir untuk menyangrai melinjo, dan kemungkinan besar pasir yang digunakan tidak bersih," ujarnya.

Baca Juga: Gerakkan UMKM di Sektor Wedding Organization, 11 Pasangan Pengantin Ikuti Nikah Bersama yang Digelar PBA

Ida pun menjelaskan, proses penjemuran juga dilakukan di pinggir jalan yang berisiko terpapar debu dan dapat dijangkau oleh binatang.

"Permasalahan kedua, diketahui bahwa pengrajin belum mengetahui adanya inovasi produk olahan berbahan baku emping," paparnya.

Lebih lanjut Ida menjelaskan permasalahan lainnya adalah lemahnya pemasaran dikarenakan jenis produk yang ditawarkan hanya dalam bentuk emping mentah yang didistrubisikan menggunakan moda transportasi umum dan rental.

Baca Juga: Dukung UMKM Bangkit Kembali Pasca-Pandemi, Bandung Youth Entrepreneur Gelar Festival Kuliner Bandung

"Melalui kegiatan PkM yang kami laksanakan bersama tim dari Universitas Trisakti ini, kami ingin menawarkan solusi agar masyarakat bisa berupaya dalam peningkatan potensi buah melinjo di Desa Tenjolahang," ungkapnya.

Solusi yang ditawarkan, lanjut Ida, adalah dengan pelatihan pengolahan produksi melinjo yang lebih higienis dengan proses pemanfaatan teknologi tepat guna mesin sangrai dan mesin pemanggang.

"Mengadakan juga pelatihan dan pendampingan pengolahan aneka produk berbahan baku melinjo yang disukai anak-anak," tambahnya.

Baca Juga: Kunjungi Pasar Baru Cicalengka, Mendag RI Berharap Digitalisasi Pasar Rakyat dan UMKM dapat Tingkatkan Ekonomi

Selain itu, lanjut Ida, penggunaan boks yang ditempatkan pada motor keliling dengan desain kemasan dan ilustrasi perwajahan boks yang menarik.

Aneka olahan makanan dari buah melinjo. /dok. Tim PkM/

"Sebagai upaya branding, dibuat desain label dengan nama Si Utun. Panggilan kesayangan anak laki-laki daerah pandeglang. Nama ini dipasang di kendaraan box keliling sebagai daya tarik konsumen," jelasnya.

"Kesemua metode tersebut dilakukan dengan cara pelatihan, pendampingan, dan tentunya evaluasi pada setiap tahap kegiatan," tambahnya.

Baca Juga: Festival UMKM Nusantara Hadirkan Ratusan Pengusaha di Jabar, Ikuti Semangat Ganjar Pranowo Tingkatkan Ekonomi

Pelatihannya sendiri, jelas Ida, sudah dilakukan pada 10, 25, 26 Agustus 2022 lalu di Sekolah Tinggi Pariwisata (STP) Trisakti, Bintaro, Jakarta.

Dalam pelaksanaannya, kata Ida, kegiatan tersebut dibantu juga oleh mahasiswa yang sedang mengadakan kegiatan praktik di luar kampus.

Ida pun mengharapkan dengan adanya kegiatan PkM ini, bisa dicapai kontribusi berupa peningkatan nilai jual aneka olahan emping higienis sebesar 125%.

Baca Juga: Bumi Alumni Galeri Kembangkan Platform Digital, Ketua PBA: Untuk Distribusinya Kita Gaet KirimAja

"Selain itu adanya varian 3 olahan variasi produk berbahan baku emping dan terciptanya peluang wirausaha baru bagi pengecer emping melalui motor boks keliling," katanya.

Sementara itu anggota pakar desain Prof. Dr. Wegig Murwonugroho mengatakan, PkM ini melibatkan berbagai potensi civitas akademika bersama dunia usaha dan dunia industri guna mendukung program SDGS No.17 program kemitraan untuk mencapai tujuan.

Wegig pun menjelaskan kegiatan pelatihan dan pendampingan dalam program ini diantaranya praktik pengolahan produksi emping higienis, pelatihan produksi diversifikasi aneka olah produk emping, pelatihan desain kemasan dan sertifikasi produk.

Baca Juga: Kenalkan Kembali Produk UMKM Anggota PBA, Lupba Cafe di Buka Lagi di Graha Kadin Kota Bandung

Juga selain itu diadakan pelatihan strategi marketing mengunakan boks pada sepeda motor keliling dan strategi kreatif unggah pada media sosial.

"Diharapkan dengan pelatihan ini dapat meningkatan penjualan aneka olahan melinjo dan juga mampu meningkatkan pendapatan pengrajin sekaligus mengangkat potensi kunjungan wisata di Desa Tenjolahang," pungkasnya.***

Editor: Yurri Erfansyah

Tags

Terkini

Terpopuler