Dapat Ancaman Taliban, Polisi Wanita Ini Gagal Diangkut Pasukan AS, Minta Tolong Rusia tapi Ditolak

2 September 2021, 21:17 WIB
Gulafroz Ebtekar menginspirasi semakin banyak gadis berpendidikan untuk bergabung dengan polisi Afghanistan.* /EAST2WEST NEWS/

ZONA PRIANGAN - Gulafroz Ebtekar (34) adalah polisi dengan jabatan Wakil Kepala Investigasi Kriminal di Kementerian Dalam Negeri Afghanistan.

Keberadaannya saat ini tidak jelas namun kemungkinan besar dia sudah melarikan diri dari kejaran Taliban.

Sebelum Taliban memegang kekuasaan di Afghanistan, Gulafroz Ebtekar memang sudah mendapat ancaman.

Baca Juga: PM Inggris Boris Johnson Akan 'Ggeser Langit dan Bumi' untuk Hindari Penyanderaan oleh Taliban

Taliban memperingatkan Gulafroz Ebtekar untuk berhenti dari pekerjaannya dan dia paham dengan peringatan itu.

“Taliban menulis surat kepada saya di mana mereka mengatakan bahwa saya tidak boleh bekerja di polisi,” katanya.

Gulafroz Ebtekar menambahkan: "Taliban menegaskan bahwa saya tidak punya hak untuk menyatakan tentang hak-hak perempuan."

Baca Juga: Taliban Sudah Menguasai Peralatan Perang Militer AS, Jason: Jangan Sampai Jatuh ke Tangah yang Salah

Sebelum Taliban berkuasa, Gulafroz Ebtekar menjadi inspirasi wanita Afghanistan untuk menjadi polisi.

“Semakin banyak gadis berpendidikan bahkan dari keluarga kaya dan terhormat memasuki polisi dan memiliki gaji dan fasilitas yang sama,” tutur Gulafroz.

Namun, sekarang harapan wanita Afghanistan sirna karena di bawah kekuasaan Taliban, wanita dilarang bekerja.

Baca Juga: Tentara Afghanistan Pilih Kabur Ketimbang Baku Tembak dengan Taliban, Bawa 22 Pesawat dan 24 Helikopter

Bahkan, Gulafroz Ebtekar tidak hanya dilarang bekerja, tapi juga jadi target pencarian Taliban, tulis Daily Star.

Gulafroz Ebtekar akhirnya merencanakan pelarian. Dia berhasil sampai ke kamp pengungsi yang diawasi oleh pasukan AS.

Harapan Gulafroz Ebtekar untuk kabur berantakan, gegara ada serangan bom bunuh diri di Bandara Kabul.

Baca Juga: Hindari Taliban, Ribuan Warga Miskin Terpaksa Jalan Kaki Meninggalkan Afghanistan Tempuh Perjalanan Berbahaya

Pasukan Amerika mengatakan kepadanya bahwa mereka tidak dapat membantu dan permintaan bantuannya dari kedutaan Rusia juga ditolak.

Ketika dia mencoba kembali ke Bandara Kabul, anggota Taliban menyerangnya, katanya kepada surat kabar Rusia Moskovsky Komsomolets.

“Taliban bertindak seperti ini: pertama mereka memukul, lalu membiarkan Anda bergerak. Anda mengambil satu atau dua langkah, dan ada pukulan lagi," tuturnya.

Baca Juga: Melindungi 37 Warga Afghanistan, Wanita Penerjemah Asal AS Ini Terancam Jadi Target Pembunuhan Taliban

"Mereka memukuli saya dengan tinju, sepatu bot, senjata, dan bahkan batu," tambahnya.***

Editor: Parama Ghaly

Sumber: Daily Star

Tags

Terkini

Terpopuler