ZONA PRIANGAN - Legiun Internasional Pertahanan Teritorial Ukraina sudah terbentuk dan akan melawan pasukan Rusia.
Legiun asing itu terdiri dari para veteran tentara yang pernah menjalani perang di beberapa negara. Mereka sudah berkumpul di Polandia.
Enam veteran asal Amerika Serikat (AS) akan memimpin legiun asing setelah Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky meminta bantuan.
Baca Juga: Warga Inggris Ini Tidak Mengungsi dari Kharkiv, Dia Bersama Istrinya Siap Menembaki Tentara Rusia
Turut bergabung tiga veteran dari Inggris dan seorang dari Jerman, semuanya dilatih NATO dan siap membantu tim pertahanan teritorial Ukraina, lapor Daily Mail.
Pasukan inti yang terdiri dari veteran perang itu mendapat dukungan dari 60 sukarelawan dari Inggris.
Mamuka Mamulashvili (43) komandan Legiun Nasional Georgia telah mengumpulkan pasukan itu.
Baca Juga: Moskow Merasa Lega China Memberi Dukungan, Invasi ke Ukraina Membuat Rusia Terisolasi
Tidak ada penjelasan apakah dia juga merekrut 10 tentara NATO yang sudah berada di perbatasan Polandia, menurut laporan tersebut.
Gedung Putih belum membuat dukungan apa pun terhadap keberadaan legiun asing di Ukraina yang akan melawan Rusia.
“Saya memiliki sekelompok besar orang Inggris, sekitar enam puluh bepergian ke Ukraina untuk bergabung dengan unit Liga Nasional Georgia saya,” kata Mamulashvili kepada MailOnline.
“Mereka bepergian dengan mobil dari Inggris dan akan menyeberang di perbatasan Polandia. Saya mengharapkan mereka di sini dengan peralatan dan persediaan dalam beberapa hari ke depan," tuturnya.
Mamulashvili adalah seorang veteran perang 2008 melawan Rusia di Georgia dan seorang ahli seni bela diri campuran, Daily Mail melaporkan.
"Putin sangat keliru jika dia berpikir dia akan merebut Ukraina, dia akan menghadapi pertarungan sampai mati karena tentara Ukraina telah menunjukkan betapa berani dan kuatnya itu," katanya.
Dikutip The Sun, Mamulashvili mengatakan timnya berpengalaman dan dilengkapi dengan baik untuk menjadi beberapa tentara sukarelawan asing terbaik di dunia.
Mamulashvili menambahkan bahwa ketika Putin menginvasi Georgia pada 2008, Presiden Ukraina saat itu, Viktor Yushchenko, mengatakan itu (Ukraina) akan menjadi yang berikutnya dan dia benar.
Dia mencatat bahwa siapa pun yang ingin menjadi sukarelawan dapat menghubungi kedutaan Ukraina di London.***