Rudal Kalibr Rusia Hancurkan Empat Peluncur S-300, Moskow Mengklaim 25 Tentara Ukraina Ikut Tewas

12 April 2022, 19:03 WIB
Rusia menyerang Lviv Ukraina dengan rudal jelajah. /Reuters

ZONA PRIANGAN - Rudal jelajah Rusia yang menghantam pangkalan militer Ukraina di Dnipro telah meledakkan empat peluncur S-300.

Kementerian Pertahanan (Kemenhan) Rusia mengatakan, Moskow meluncurkan rudal jelajah Kalibr untuk menghancurkan hanggar tempat persenjataan Ukraina.

Disebutkan, persenjataan yang meledak itu merupakan bantuan dari negara NATO dan menjadi target yang sah.

Baca Juga: Setelah Drone Rusia Melintas di Mariupol, Sejumlah Anggota Resimen Azov Ukraina Mengalami Gagal Napas

Kemenhan Rusia menambahkan, dalam serangan itu 25 tentara Ukraina ikut tewas. Itu menjadi salah satu keberhasilan Rusia melumpuhkan kekuatan lawan.

Walau Rusia tidak menyebutkan nama negara pemasok S-300, namun dugaan langsung mengarah ke Slovakia.

Tapi Slovakia menyanggah klaim Kremlin yang telah meledakkan peluncur S-300.

Baca Juga: Kemarahan Vladimir Putin Memuncak, 150 Agen Rahasia Dipecat Termasuk Kepala dan Wakilnya

Dikutip Express, juru bicara pemerintah Slovakia Lubica Janikova mengatakan: "S-300 kami tidak hancur."

Sementara itu, Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan pada hari Selasa bahwa "operasi militer" Moskow di Ukraina tidak diragukan lagi akan mencapai apa yang dia sebut sebagai tujuan "mulia".

Putin, berbicara pada upacara penghargaan di Kosmodrom Vostochny di Timur Jauh Rusia, dia dikutip oleh kantor berita Rusia mengatakan bahwa Moskow tidak punya pilihan lain selain meluncurkan "operasi militer".

Baca Juga: Wajib Militer Rusia Dibekali Senapan Mosin, Mereka Dijadikan Umpan untuk Mengetahui Posisi Tentara Ukraina

Menurut Vladimir Putin, langkah tersebut diambil untuk melindungi Rusia dan bentrokan dengan anti-Ukraina.

Pemimpin Rusia menambahkan bahwa tujuan utama intervensi militer Moskow di Ukraina adalah untuk menyelamatkan orang-orang di wilayah Donbass timur di mana separatis yang didukung Rusia telah memerangi pasukan Ukraina sejak 2014.

Dia berkata: "Di satu sisi, kami membantu dan menyelamatkan orang, dan di sisi lain, kami hanya mengambil langkah-langkah untuk memastikan keamanan Rusia sendiri. Jelas bahwa kami tidak punya pilihan. Itu adalah keputusan yang tepat."***

Editor: Parama Ghaly

Sumber: Express

Tags

Terkini

Terpopuler