"Kami tetap siap untuk terlibat dalam negosiasi utama dengan DPRK untuk menghadapi tantangan program nuklirnya," kata Price dalam jumpa pers. Republik Rakyat Demokratik Korea adalah nama resmi Korea Utara.
"Kami terus berharap DPRK akan menanggapi secara positif penjangkauan kami, dan kami harus menunggu dan melihat apakah komentar ini ditindaklanjuti dengan komunikasi langsung tentang jalur potensial ke depan," kata Price. "Sekali lagi, kebijakan kami tidak ditujukan untuk permusuhan; ini ditujukan untuk solusi."
Baca Juga: Kehilangan Indra Penciuman Bisa Kembali Pulih untuk Hampir Semua Penyintas COVID-19
Negosiasi nuklir dengan Korea Utara telah terhenti sejak pertemuan puncak Februari 2019 di Hanoi, Vietnam, antara AS saat itu. Presiden Donald Trump dan Kim Jong Un gagal menghasilkan kesepakatan.
Korea Utara telah mencari konsesi seperti pelonggaran sanksi internasional sebagai imbalan untuk mengambil langkah-langkah menuju pembongkaran persenjataan nuklirnya, sementara Amerika Serikat berpegang teguh pada denuklirisasi lengkap terlebih dahulu.
Pemerintahan Biden menyebut sikapnya terhadap Korea Utara sebagai "pendekatan yang terkalibrasi dan praktis yang terbuka untuk dan akan mengeksplorasi diplomasi,".***