“Komunitas global tidak boleh melupakan penderitaan kami. Mereka harus membantu kami sebanyak yang mereka bisa,” Mohammed Taher, seorang pengungsi Rohingya di Bangladesh, mengatakan kepada Reuters.
"Kami tidak diizinkan bekerja di sini. Kami harus bergantung pada lembaga bantuan untuk makanan," tambahnya.
Rohingya mengatakan mereka ingin jaminan keselamatan mereka dan diakui sebagai warga negara sebelum kembali. PBB mengatakan kondisinya belum tepat untuk kembali.
Sebagian besar melarikan diri ke negara tetangga Bangladesh selama penumpasan militer pada 2017 yang menurut PBB dilakukan dengan niat genosida.
Baca Juga: Bangladesh Berjanji untuk Menindak Pelaku Pembunuhan Pemimpin Rohingya
Myanmar membantah genosida, dengan mengatakan pihaknya melancarkan kampanye yang sah terhadap gerilyawan yang menyerang pos polisi.
Myanmar menghadapi tuduhan genosida di Mahkamah Internasional di Den Haag atas kekerasan tersebut.***