Bahas Pemerintah dan Habib Rizieq yang Ciptakan Konflik Ideologi, Video Fahri Hamzah Tersebar

24 November 2020, 10:08 WIB
Wakil Ketua Partai Gelora, Fahri Hamzah. Bahas Pemerintah dan Habib Rizieq yang Ciptakan Konflik Ideologi, Video Fahri Hamzah Tersebar. /Instagram/@fahrihamzah

ZONA PRIANGAN - Beredar di media sosial video politisi Fahri Hamzah. Dimana dalam potongan video itu, Fahri Hamzah membahas terkait Jokowi dan Habib Rizieq Shihab.

Terlihat dalam tayangan video tersebut Fahri Hamzah menjadi pembicara dalam sebuah program acara.

Kemudian Fahri menceritakan mengenai konflik ideologi yang diciptakan Jokowi.

Baca Juga: Anak dan Menantu Jokowi Langgar Protokol Kesehatan? FPI Berharap Ada Keadilan

"Pak Jokowi menciptakan konflik ideologi. Apa sekarang hasilnya?" ujar Fahri di video tersebut.

Tangkapan layar akun Twitter Fahri Hamzah. Bahas Pemerintah dan Habib Rizieq yang Ciptakan Konflik Ideologi, Video Fahri Hamzah Tersebar. @fahrihamzah

Dikutip Zonapriangan.com dari Jurnalgaya.com, ia kemudian mencontohkan dalam pengurusan Habib Rizieq.

"Cuma ngurus Habib Rizieq, yang tadinya ga terkenal, bukan siapa-siapa, dijadiin musuh negara. Dibikin rekayasa, jadi konflik besar seperti sekarang ini, jadilah Habib Rizieq jadi tokoh besar."

Baca Juga: Presiden Masuki Masa Terberat, Banyak Blunder, Desakan Jokowi Reshuffle Kabinet Kembali Menguat

Artikel ini sebelumnya sudah tayang di Jurnalgaya.com dengan judul "Ngeri! Beredar Video Fahri Hamzah soal Pemerintah Libatkan Habib Rizieq Ciptakan Konflik Ideologi"

"Setelah itu bingung sendiri bagaimana mengatasinya. Kenapa bikin konflik ideologi," tutur Fahri Hamzah dalam video tersebut.

Dalam Twitter pribadinya, Fahri Hamzah mengomentari video tersebut, ia mengungkapkan video diambil sekitar tahun 2017 dan kini sudah tahun 2020.

Baca Juga: Terkait Kasus Prokes Acara Habib Rizieq Shihab, Polisi Kumpulkan Rekaman CCTV Sekitar Petamburan

"Video Ini kira2 2017...sekarang 2020. Oi jakarta Tell me..." tulis dia.

Ia kemudian menegaskan:

"Orang jakarta telmi..." cuit Fahri. 

Sebelumnya, postingan foto Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan ramai diperbincangkan di media sosial Twitter. Hal itu karena buku yang ditampilkan dalam foto tersebut berjudul 'How Democracy Die".

Baca Juga: Baliho Raksasa Habib Rizieq Shihab di Bekasi Dicopot Kelompok Warga Berseragam Loreng

Buku tersebut bagi netizen seolah kode keras. Sebab belum lama ini, Anies dipanggil Polda Metro Jaya karena dugaan pelanggaran protokol kesehatan (prokes) Covid-19.

Setelah itu, Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian mengeluarkan instruksi bernada ancaman. Kepala daerah yang membiarkan prokes bisa kena sanksi bahkan pencopotan.

Ancaman tersebut dinilai tidak elok. Sebab gubernur, bupati, dan wali kota merupakan pejabat politik yang dipilih oleh warga. Bukan hasil pengangkatan presiden.

Baca Juga: Perhelatan Pernikahan Putri Rizieq Shihab Diselidiki Polda Metro Jaya, Dicari Dugaan Unsur Pidana

Buku tersebut pun dikomentari Fahri Hamzah. Ia mengatakan, orang Jakarta baru membicarakan buku tersebut. Padahal dirinya sudah membahasnya sejak jauh-jauh hari.

"Orang jakarta lagi ribut ini, Saya dah ribut awal tahun lalu..." tulis Fahri Hamzah di akun Twitter pribadinya.

Buku itu merupakan kesimpulan dua guru besar Universitas Harvard, Steven Levitsky dan Daniel Ziblatt. Kedua pakar itu menceritakan bagaimana demokrasi bisa mati.

Baca Juga: Presiden Jokowi Tenyata Tandatangani UU Cipta Kerja 3 Hari Lebih Cepat, Kenapa?

"Sebetulnya itu adalah kesimpulan 2 guru besar universitas Harvard: Steven Levitsky dan Daniel Ziblatt. Dalam buku mereka yang terkenal “How Democracy Die”, mereka menuturkan bagaimana demokrasi bisa mati oleh kudeta militer atau oleh pemilu yang menaikkan para pemimpin curang," tambah Fahri.

Wakil Ketua Umum Partai Gelora Indonesia ini pun beberapa kali melontarkan kritik pedasnya pada pemerintah terkait Habib Rizieq.

Mulai dari mempertanyakan kenapa Presiden Jokowi seolah enggan mengucapkan selamat datang ke Habib Rizieq, hingga saat TNI menurunkan baliho Habib Rizieq.

Baca Juga: Jokowi Dapat Pesan Agar Tak Manjakan Kaum Milenial, Megawati: Apa Sumbangsih Kalian Untuk Bangsa?

Dalam cuitan Twitternya, Fahri berkomentar, negara kaget sehingga dalam kondisi seperti ini belum bisa mengantisipasi keadaan.

"Awalnya dianggap kecil dan gak penting. Ternyata banyak dan membludak. Lalu nyalahin yang datang dan memecat petugas keamanan,” tulis Fahri dikutip Jurnal Gaya dalam akun twitternya @fahrihamzah, Selasa 17 November 2020.

Fahri pun berkomentar seharusnya negara sudah bisa mengantisipasi sejak dini. “Negara itu punya fungsi deteksi dan mitigasi. Jangankan demo, cuaca dan bencana aja bisa diterka. Jadi negara gak boleh kaget dan salah tingkah dong," cuit Fahri Hamzah dalam akun Twitternya. *** (Firmansyah/Jurnalgaya.com)

Editor: Yurri Erfansyah

Sumber: Jurnal Gaya

Tags

Terkini

Terpopuler