Mal Taman Anggrek Ramai Diperbincangkan, Apa Betul di Sana Banyak Bunga Anggrek?

27 Juli 2020, 08:45 WIB
Mal Taman Anggrek, Jakarta Barat. /Dok. TOTALINDO.CO.ID

ZONA PRIANGAN - Kawasan Taman Anggrek Jakarta Barat mendadak ramai diperbincangkan.

Hal itu terkait dengan iklan penjualan Mal Taman Anggrek di situs iklan media online.

Dalam iklan tersebut, Mal Taman Anggrek dijual seharga Rp 17 triliun. Namun, banyak yang tidak tahu mengapa kawasan tersebut diberi nama Taman Anggrek.

Baca Juga: Senayan Berasal dari Wangsanayan, Pangeran dari Cirebon Pernah Tinggal di Wilayah Kuningan

Menurut informasi yang didapat zonapriangan.com, tidak terjadi tiba-tiba kawasan tersebut diberi nama Taman Anggrek.

Berikut asal-usul pemberian nama Taman Anggrek dan beberapa tempat lainnya di Jakarta.


1. Taman Anggrek

Baca Juga: Kebagusan Itu Nama Seorang Putri Cantik yang Bunuh Diri, Kalau Ragunan Gelar untuk Tuan Tanah

Berawal dari keinginan ibu Tien untuk mengambil kebun anggrek milik juragan tanah sunda bernama H. Rasman, dia memiliki tanah berhektare-hektare di Cipete.

Bu Tien mengambil bunga-bunga anggrek tersebut dengan niat membeli (namun tidak dibayar) yang akhirnya dipindahkan ke daerah Jakarta Barat, sekarang jadi Mall Taman Anggrek.

2. Petamburan

Baca Juga: Legenda Batu Ampar dan Balai Kambang Condet yang Dibangun Cuma Semalam

Pada suatu waktu terjadi peristiwa yang melatar belakangi penamaan daerah ini.

Peristiwa itu meninggalnya seorang penabuh tambur daerah di daerah ini dan dimakamkan di bawah pohon jati, sehingga nama kampung ini sebenarnya Jati Petamburan.

3. Gondangdia

Baca Juga: Virus Corona Mampu Menipu Sistem Kekebalan Tubuh Manusia

Ada beberapa versi asal penamaan Gondangdia.

Versi pertama, gondangdia berasal dari nama pengembang yang ditunjuk Belanda untuk membangun kawasan Menteng, Yaitu NV Gondangdia.

Versi kedua, berasal dari nama kakek yang terkenal dan disegani di kampung tersebut, kakek tersebut sering disebut Kyai Kondang.

Baca Juga: Kadin Banjar Gulirkan Program Gasibu

Karena terkenal, nama kyai itu sering disebut-sebut dan dikaitkan dengan nama daerah tersebut.

Akhirnya nama tersebut dikenal Gondangdia (kakek dia yang tersohor).

4. Petojo

Baca Juga: Balawista Dapat Tugas Tambahan, Semprotkan Disinfektan di Lokasi Wisata

Berasal dari nama seorang pimpinan orang-orang Bugis, yang pada tahun 1663 diberi hak pakai kawasan tersebut, bernama Aru Petuju.

Oleh Betawi petuju diucapkan Petojo.

5. Krukut

Baca Juga: Komunitas Sepeda Dapat Bagian Masker dari Polres Indramayu

Asal usul nama Krukut mempunyai beberapa versi.

Versi pertama, Krukut berasal dari Sindiran yang diberikan pada orang yang hidupnya sangat hemat atau pelit (krokot).

Orang Betawi menyebut orang-orang Arab yang banyak tinggal di kampung tersebut dengan Krukut, mengubah kata krokot menjadi krukut.

Baca Juga: Setelah 13 Bulan Berjaga di Perbatasan Malaysia, 448 Tentara Kembali ke Keluarga

Versi kedua, berasal dari bahasa Belanda kerkhof yang berarti kuburan.

Pada masa lalu kampung tersebut memang merupakan tempat kuburan orang-orang Betawi.

6. Pinangsia

Baca Juga: Istri Tentara Diingatkan untuk Mengurus Kedua Orangtuanya

Nama jalan didekat pertokoan Glogok ini berasal dari bahasa Belanda financien yang artinya keuangan.

Ada juga yang mengatakan tempat ini dahulu ada department van financien alias Departemen Keuangan, oleh lidah orang Betawi, kata financien berubah menjadi pinangsia.

7. Kali Angke

Baca Juga: Polres Ciamis Sudah Menindak 414 Pengendara yang Melakukan Pelanggaran

Kata angke berasal dari bahasa Cina.

Ang = darah
ke = sungai.

Kata ini didasarkan pada peristiwa pembantaian orang-orang etnis Cina oleh Belanda di tahun 1740.

Baca Juga: Peringati Hari Puisi, Dewan Kesenian Indramayu Gelar Diskusi Sastra

Mayat orang-orang Cina yang bergelimpangan dihanyutkan di kali yang ada di dekat peristiwa itu.

Sehingga kali yang penuh dengan mayat itu berganti nama dengan kali angke.

Sebelum peristiwa tersebut terjadi, kampung tersebut bernama Kampung Bebek, hal ini dikarenakan orang Cina yang tinggal dikawasan tersebut banyak yang beternak bebek.

Editor: Parama Ghaly

Tags

Terkini

Terpopuler