UAS mempertanyakan, siapa yang melakukan autopsi tanpa izin keluarga, kenapa perutnya dibelah. Kenapa kulitnya biru-biru, kenapa dipukul pakai senjata tumpul.
Dia mengingatkan, para aparat yang terlibat dalam kasus tersebut suatu saat akan memiliki anak. Dan, bisa merasakan bagaimana bila keturunannya diperlakukan seperti itu.
Baca Juga: Benar Loh Ada Keturunan Nabi Muhammad SAW di Indonesia, Ini Daftar Namanya
“Ingat, kau juga akan punya anak. Kau juga akan punya keturunan. Bagaimana kalau anakmu yang dikandung istrimu sembilan bulan 10 hari dibesarkan dengan tetes air mata, diperlukan seperti itu,” serunya.
Dengan nada sedikit tinggi, UAS mengatakan, enam pemuda yang tertembak mati itu punya orang tua. Mereka bukan lahir dengan sendirinya.
“Wahai aparat, enam orang itu bukan anak kucing, enam orang itu manusia, sebaya dengan anak-anakmu. Tak beriman sampai kau sayang kepada saudaramu. Tak beriman kamu sampai ada rasa saudaramu,” ucapnya.
Baca Juga: Covid-19 Bisa Dihindari, Coba Ikuti Beberapa Perilaku Nabi Muhammad SAW Ini
Kalau engkau bisa merasakan sakit, lanjut UAS, berarti kau makhluk hidup. Kalau bisa merasakan sakit orang lain barulah kau disebut manusia.
“Kalau sekadar sakit, anjing pun merasakan sakit, babi pun merasakan sakit. Berapa banyak manusia, tetapi otaknya otak anjing, otak babi. Kenapa saya bilang begitu, karena anjing dan babi ada dalam Alquran,” pungkas Ustaz Abdul Somad.***(Dicky Aditya/Galamedianews.com)