Sampah Plastik Berbahaya Bagi Ekosistem Pesisir dan Laut, Bukti Produsen Lalai Sebabkan Mangrove Mati

- 22 Maret 2022, 22:21 WIB
Sejumlah mahasiswa bersama Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Lingkungan, Seulanga Aceh mengumpulkan sampah plastik bekas di pantai wisata Lhoknga, Kabupaten Aceh Besar, Aceh, Senin, 21 Februari 2022 lalu. Sampah plastik berbahaya bagi ekosistem pesisir dan laut, bukti produsen lalai sebabkan mangrove mati.
Sejumlah mahasiswa bersama Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) Lingkungan, Seulanga Aceh mengumpulkan sampah plastik bekas di pantai wisata Lhoknga, Kabupaten Aceh Besar, Aceh, Senin, 21 Februari 2022 lalu. Sampah plastik berbahaya bagi ekosistem pesisir dan laut, bukti produsen lalai sebabkan mangrove mati. /ANTARA FOTO/Ampelsa/

Menurut Hani, sampah yang ada di muara sungai Wonorejo Surabaya merupakan satu bukti produsen lalai sehingga sampahnya bocor ke lingkungan.

"Sampah plastik berbahaya bagi ekosistem pesisir dan laut. Ribuan anak mangrove yang ditanam di pantai timur Surabaya mati karena terlilit sampah plastik," ujarnya.

Baca Juga: Libatkan Komunitas dan Anak Muda Kota Bandung, Collabonation Creative City Usung Semangat Kolaborasi

Selain itu, lanjut dia, sampah plastik yang terperangkap di hutan mangrove Wonorejo menutupi akar mangrove hingga menyebabkan kematian pohon mangrove yang ada.

"Padahal, kita tahu bahwa mangrove punya fungsi ekologis yang tidak bisa digantikan oleh apapun," ucapnya.

Hani menjelaskan, fungsi ekologis hutan mangrove antara lain untuk mencegah abrasi, mencegah intrusi air laut, menyerap polutan, habitat bagi satwa liar, dan menghasilkan oksigen.

Baca Juga: Lewat Gerakan Taklukkan Panasmu, Dukung Semangat Perempuan Indonesia dalam Olahraga

"Mangrove menghasilkan oksigen 7 kali lebih banyak dari hutan tropis," tambahnya.

Sebelumnya, lembaga swadaya masyarakat lingkungan dan lembaga penelitian lingkungan hidup independen, Ecoton, berkolaborasi dengan 30 anggota polisi air dari SMPN 1 Wonosalam, Jombang, juga melakukan brand audit di sungai Gogor yang merupakan anak Sungai Brantas di Wonosalam, tepatnya pada 23 Januari 2022 lalu.

Perwakilan Ecoton, Arum, mengatakan bahwa hasil dari kegiatan tersebut ditemukan banyak lembaran sachet diikuti sampah plastik kresek yang dibuang ke sungai tersebut.

Halaman:

Editor: Yurri Erfansyah


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x