Hingga saat ini, Reuters tidak dapat menentukan siapa yang membuat atau menggunakan spyware untuk menargetkan pejabat Indonesia, apakah upaya itu berhasil, dan, jika demikian, apa yang mungkin diperoleh para peretas.
Upaya untuk menargetkan pejabat Indonesia, yang sebelumnya belum pernah dilaporkan, adalah salah satu kasus terbesar yang pernah dilihat dari perangkat lunak yang digunakan terhadap personel pemerintah, militer dan kementerian pertahanan, menurut pakar keamanan cyber.
Juru bicara pemerintah Indonesia, militer Indonesia, Kementerian Pertahanan Indonesia dan Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) menolak berkomentar dan menjawab pertanyaan via email.
Seorang juru bicara Kementerian Luar Negeri mengatakan mereka tidak mengetahui kasus tersebut dan merujuk Reuters ke BSSN.
Alia Karenina, juru bicara kementerian Airlangga, mengatakan menteri, sekutu utama Presiden Indonesia Joko Widodo, tidak menerima pemberitahuan dari Apple tentang upaya peretasan pada akun email resminya.
Baca Juga: Dituduh Usulkan Daya Listrik 450 VA Dihapus, Ini Penjelasan Said Abdullah
Dia mengatakan menteri belum menginstal email resminya di telepon pribadinya dan menggunakan beberapa perangkat seluler. Alia tidak menanggapi pertanyaan apakah email lain yang digunakan Airlangga mendapat peringatan dari Apple.
Penggunaan ForcedEntry, yang mengeksploitasi kelemahan pada iPhone melalui teknik peretasan baru yang tidak memerlukan interaksi pengguna, dipublikasikan oleh pengawas keamanan cyber Citizen Lab pada September 2021.
Peneliti keamanan Google menggambarkannya sebagai serangan peretasan "paling canggih secara teknis" yang pernah mereka miliki dan lihat, dalam posting blog perusahaan yang diterbitkan pada bulan Desember.