ZONA PRIANGAN - Seusai dideklarasikan, sepak terjang Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) memang banyak mendapat sorotan.
Selama ini, KAMI bergerak di sejumlah kota dan sering mengkritisi kebijakan pemerintah.
Bahkan kegiatan KAMI di Surabaya, sempat dibubarkan pihak kepolisian dan memicu aksi unjuk rasa penolakan.
Baca Juga: Gatot Nurmantyo Setujui Polisi Kegiatan KAMI Dibubarkan, Dia pun Turun Podium
Presidium KAMI, Din Syamsuddin mengakui, jalan terjal sedang dijalani pihaknya.
Namun hal itu, tidak menyurutkan tekad mereka untuk membangun demokrasi dan kebebasan berpendapat di Bumi Pertiwi.
Gerakan KAMI pun mengundang komentar Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko yang meminta agar KAMI tak mengganggu stabilitas politik tanah air.
Baca Juga: Liga Champions 2020-2021, Liverpool Dapat Lawan Mudah di Fase Grup D
Menanggapi hal itu, Din Syamsudin menyatakan, bukan eranya lagi memaksakan sikap otoriter terhadap masyarakat.
"Pada era demokrasi modern dewasa ini arogansi kekuasaan, sikap represif dan otoriter sudah ketinggalan zaman," kata Din, Sabtu 3 Oktober 2020.
"KAMI bukan kumpulan orang-orang pengecut, karena para insan yang bergabung dalam KAMI adalah mereka yang menyerahkan segala urusan kepada Tuhan Yang Maha Kuasa, Allah SWT, dan hanya takut kepada-Nya," tambahnya.
Baca Juga: Donald Trump dan Melania Trump Menjalani Isolasi, Ada Dugaan Tertular Covid-19 dari Hope Hicks
Din mengatakan, penyampaian aspirasi oleh KAMI dilindungi oleh UUD 1945 tentang kebebasan berserikat dan berpendapat, serta menyampaikan pendapat di depan umum.
"KAMI mengingatkan Bapak KSP Moeldoko dan jajaran kekuasaan untuk tidak perlu melempar 'ancaman' kepada rakyat," kata Din, yang dikutip ZonaPriangan.com dari rri.co.id.***