Refly Harun: PDIP dan Golkar Mencoba Menghadang SBY

19 Desember 2021, 18:54 WIB
ahli dan pakar hukum tata negara ungkap asal usul Presidential Threshold 20 persen. /Tangkapan layar Youtube.com/ Refly Harun

ZONA PRIANGAN - Presidential Threshold masih tetap hangat diperbincangkan banyak orang.

Dalam channel Youtube pribadinya, ahli dan pakar hukum tata negara Refly Harun dalam video yang diunggah Minggu 19 Desember 2021, membeberkan asal usul Presidential Threshold (PT) 20%.

Menurutnya asal mula Presidential Threshold 20% adalah kerjaan PDIP dan Golkar saat itu. Gunanya untuk menghadang SBY maju kembali mencalonkan diri sebagai calon Presiden diperiode kedua pada tahun 2009.

Baca Juga: Refly Harun: Tak Bisa Membayangkan Jika Kandidat Capres Memiliki Skandal yang Tak Bisa Diterima Publik

Baca Juga: Mardani Ali Sera: Kenapa Umrah Sulit? Sedangkan Sejumlah Masyarakat Masih Bisa Bepergian ke Luar Negeri

“Sejarah Threshold itu awalnya untuk menghadang namanya SBY, karena kita tahu bahwa SBY pada tahun 2004 hanya memperoleh 7% kursi Demokrat,” ujar Refly Harun.

Kata Refly Harun Presidential Threshold 20% memang tidak demokratik, karena digunakan untuk menghadang lawan politik, namun SBY memenangkan pemilihan presiden dan wakil presiden pada tahun 2004 yang pemilihannya terpisah dengan pemilihan legislatif pada saat itu.

Refly menegaskan bahwa PDIP dan Golkarlah saat itu yang terlibat untuk menaikin Presidential Threshold 20%.

Baca Juga: Anggota DPR: Kalau Presidential Threshold Nol Persen akan Terjadi Dua Putaran

Agar menghadang laju SBY agar tidak mencalonkan diri sebagai presiden dan wapres pada pemilu 2009 untuk periode kedua.

“Maksudnya adalah waktu itu PDIP dan Golkar mau menghadang agar SBY tidak bisa mencalonkan diri sebagai presiden dan wakil presiden karena mereka yakin mereka akan tetap menjadi partai besar dan Demokrat barangkali bukan partai yang besar,” ungkap Refly Harun.

Namun usaha tersebut gagal karena Demokrat tetap bisa majukan SBY pada tahun 2009 dan memenangkan pemilu.***

Editor: Yudhi Prasetiyo

Sumber: YouTube Refly Harun

Tags

Terkini

Terpopuler