Memasuki Bulan Ramadhan, Jangan Kaget Sepanjang Jalan Majalengka-Talaga Tercium Bau Wangi yang Menyengat

1 April 2022, 17:28 WIB
Pedagang kolang kaling di Majalengka banjir pesanan selama Bulan Ramadhan.* /zonapriangan.com /Rachmat Iskandar ZP

ZONA PRIANGAN - Memasuki bulan Ramadhan para petani kolang kaling di Majalengka banjir pesanan.

Kolang kaling atau caruluk banyak terdapat di Blok Garatengah, Desa Wates, Kecamatan Banjaran dan Desa Cihaur, Kecamatan Maja, Kabupaten Majalengka.

Pesanan kepada petani kolang kaling di dua desa tersebut meningkat hingga 200 persen. Mereka kemudian menaikan harga hingga 25 persen.

Baca Juga: Hindari Kawasan Angker jika Tidak Mau Tersesat di Gunung Ciremai

Sebelum puasa hingga jelang lebaran di Blok Wates pinggir jalan antara Majalengka-Talaga tumbuh kios-kios yang menjajakan caruluk hasil godokan dadakan hingga tercium wanginya yang khas.

Di sana bertumpuk caruluk mentah dan hasil olahan yang sudah digeprek. Para pekerja pengupas di satu kios bisa empat hingga enam orang karena tingginya omset penjualan.

Tungku godogan pun terus menyala mulai pagi pukul 06.30 WIB hingga sore hari menjelang senja. Bulan puasa adalah panen bagi para penjual kolang kaling.

Baca Juga: Waduk Jatigede, Kesurupan Massal dan Kuburan yang Ditenggelamkan

Iman Sudirman dan orangtuanya Itam misalnya sudah puluhan tahun berjualan kolang kaling di dipinggir jalan mengatakan.

Hari-hari biasa mereka hanya mampu menjual kolang kaling sekitar 5 kg hingga 7 kg saja terkecuali hari Sabtu dan Minggu bisa mencapai sekitar 30 kg.

Kini mulai memasuki bulan puasa omsetnya mencapai 1 kuintal khusus eceran dengan harga jual antara Rp 15.000 per kilogram untuk godogan baru.

Baca Juga: Sering Tampil Sangar, Vladimir Putin Bisa Tersenyum Saat Memeluk Kucing tapi Diejek Mirip Penjahat Blofeld

Dia pun menyuplai kolang kaling ke Indramayu sepuluh hari sekali sebanyak 2 kuintal dan pasar lokal di wilayah Talaga serta Majalengka.

“Konsumen itu ada yang meminta godogan baru ada yang sudah digeprek,” ungkap Iman yang mengaku saat menjelang akhir pekan dia menggodok caruluk sebanyak-banyaknya untuk memenuhi pasar akhir pekan.

Dia mendapatkan bahan baku dari wilayah sekitar desanya juga tetangga desa dan kecamatan seperti Bantarujeg atau Kecamatan Lemahsugih, Talaga dan Malausma.

Baca Juga: Heboh, Polisi Cantik Ini Memposting Foto dalam Balutan Baju Renang, Netizen Anggap Kurang Sopan

Jauh sebelum puasa Iman sudah mencari pohon kawung ke sejumlah petani di berbagai daerah. Begitu ada dan ketika buah masih sangat muda langsung dibayar seharga Rp 50.000 per manggar.

“Kalau dalam satu pohon ada lima manggar ya dibayar Rp 250.000 jadi beli dipohon sejak masih muda jauh sebelum puasa. Karena kalau tidak begitu habis berebut dengan perajin lain,” ungkap Iman.

Sedangkan harga kolang kaling di hari biasa perkilogramnya sebesar Rp 9.000 hingga Rp 10.000, memasuki bulan puasa hingga jelang lebaran harga mencapai Rp 15.000 per kg.

Baca Juga: Setan Khanzab Bertugas Menggoda Umat Muslim saat Shalat, Ini 5 Ciri-cirinya

“Kalau kurang barang mengambil dari perajin dan bandar besar,” ungkap Iman yang orangtuanya sudah menekuni usaha sejak tahun 1981.

Perajin kolang kaling lainnya Lina di Blok Wates menekuni usaha turun temurun, dia mengambil sebagian bahan baku dari Kawali dan Panawangan, Kabupaten Ciamis.

Dia baru saja mendapat kiriman sebanyak empat kendaraan bak terbuka karena pasokan dari wilayah sekitar sangat terbatas.

Baca Juga: Iblis Kirim Setan Tibbir agar Manusia Gemar Caci Maki dan Utus Syabru yang Mendorong Perusakan

“Baru saja datang barang empat mobil harganya sampai Rp 4.000.000,” ungkap Lina yang mempekerjakan enam orang.

Saat jelang puasa omset ecerannya telah mencapai 1 kw per hari, padahal di hari biasa hanya sebanyak 20 kg saja.

Lina pun memasarkan barangnya ke Pasar Sumber, Kanoman, Cirebon serta Kuningan dan Indramayu masing-masing setiap minggunya mencapai 5 kw.

Baca Juga: Iblis Pasti Takut, Begini Cara Menusuk Mata dan Memukul Kepala Iblis

“Hirup mah kudu cara tangkal kawung sagalana kaala, tangkalna diangge doran pacul bisa saumur-umur, carulukna diemam, nyerena kangge sapu, akarna kange jamu, caina kangge gula, jadi sagalana mangfaat,” celetuk Ina orangtua Lina, saat mengupas caruluk.

Sementara itu seorang bandar caruluk terbesar Dodo di Blok Cihaur, Desa Cihaur dia mampu menghabiskan barang hingga 10 ton per hari.

Pemasarannya ke wilayah Bekasi, Jakarta, Indramayu, Cirebon, Brees, serta sejumlah kabupaten kota lainnya dan pasar tradisional di Majalengka seperti Rajagaluh dan Majalengka.

Baca Juga: Jangan Khawatir Shalat Berjamaah, Ahli Masjid Selalu Dijauhkan dari Segala Penyakit

Tingginya omset karena banyak perajin kolang kaling di kios-kios eceran di wilayahnya ketika kekurangan barang mengambil barang darinya.

Karena dari daerah Banjaran bahan baku terbatas, untuk memenuhi kebutuhan pasar Dodo mengambil kolang kaling dari Gununghalu, Cipatat, Ciwidey, Tasikmalaya, hingga Majenang.

“Kalau mengandalkan dari sini tidak pasar tidak bisa dipenuhi, jadi ya mengambil barang dari luar. Malah kebanyakan dari luar daerah,” ungkap Dodo yang mengaku melanjutkan usaha masjikannya.

Baca Juga: Kota Cologne, Jerman Membolehkan Masjid Mengumandangkan Azan dengan Pengeras Suara Sebelum Shalat Jumat

Dodo mematok harga barang Rp 10.000 per kg, barang bisa dikirim langsung ke pedagang atau diambil oleh konsumen ke tempat mengolahan miliknya.

“Harga Rp 10.000 per kg itu di tempat, kalau diantar ditambah ongkos angkut kecuali dekat,” kata Titin yang penggeprekan caruluknya telah menggunakan mesin.***

Editor: Parama Ghaly

Tags

Terkini

Terpopuler