Hindari Penyebaran Covid-19, Desa Trusmi Kulon Resmi Ditutup

29 Juli 2020, 04:45 WIB
SATGAS Penanggulangan Covid-19 Kabupaten Cirebon kembali melakukan swab test untuk warga Desa Trusmi Kulon, Kecamatan Plered.*/AGUNG NUGROHO/PR /

ZONA PRIANGAN - Satuan Tugas Penanganan Covid-19 Kabupaten Cirebon terus mendeteksi penyebaran virus Corona di Desa Trusmi Kulon, Kecamatan Plered.

Tes usap dahak (swab test) digencarkan dengan target sedikitnya 1.000 warga.

Gerak cepat dilakukan satgas untuk mendeteksi warga yang berpotensi terinfeksi Covid-19. Selasa 28 Juli 2020, satgas kembali melakukan swab test masal untuk warga setempat.

Baca Juga: Ending Video Klip Serpihan Hati Sulit Ditebak, Apoy: Bisa Jadi Pelajaran

Swab test ini merupakan yang kedua kalinya setelah sebelumnya dilakukan pada Minggu 26 Juli 2020.

Untuk hasil swab test masal pertama dilakukan kepada 107 warga, hasilnya semua negatif.

"Targetnya bisa mencapai 1.000 warga. Kita ingin benar-benar bisa mendeteksi sejauh mana penyebaran virus ini," tutur Hj Enny Suhaeni, Kepala Dinas Kesehatan setempat.

Baca Juga: Maju Dalam Pilkada, ASN Harus Mundur Dulu

Satgas setempat telah berkoordinasi dengan satgas tingkat Provinsi Jawa Barat untuk kelancaran swab test masal.

Hal ini karena yang terjadi di Trusmi Kulon terhitung luar biasa karena sekali terdeteksi jumlahnya langsung 16 orang ditambah 1 orang yang menjadi vektor (pembawa virus), yakni pasien nomor 42.

Seperti diketahui, 16 warga Trusmi Kulon seketika terdeteksi positif Covid-19.
Mereka terinfeksi karena ada riwayat kontak dengan pasien 42 yang sempat sakit dan menjalani perawatan di rumah sakit maupun di rumahnya.

Baca Juga: Raih Penghargaan Adiwiyata Provinisi, SDN Gadaraha Berkomitmen Jadi Sekolah Peduli Lingkungan

Ke-16 orang itu, terdiri dari satu keluarga berjumlah 9 orang. Kemudian 1 pembantu rumah tangga, 1 tukang becak yang sempat memijat pasien 42, serta 1 orang kuwu dan 4 aparat desa setempat.

"Alhamdulillah, kondisi 16 orang itu dalam keadaan baik di ruang isolasi di rumah sakit. Tidak ada gejala klinis. Minggu nanti kita akan swab test kedua," tutur Eni.

Sementara itu, petugas dari kepolisian, Tentara Nasional Indonesia (TNI), Satuan Polisi Pamong Praja dan warga, mulai menutup akses ke Trusmi Kulon.

Baca Juga: Ribuan Buruh Tolak Pengesahan RUU Omnibus Law dan Impor Kain

Secara resmi, desa tersebut menjalani pembatasan sosial berskala mikro (PSBM) atau lockdown lokal.

"Seluruh akses ditutup. Warga diminta tetap tinggal di rumah. Tidak diijinkan keluar masuk desa tanpa alasan dan ijin," tutur Camat Plered, Hardomo.

Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, kecamatan berkoordinasi dengan satgas. Selain Trusmi Kulon, pembatasan, hanya lebih longgar, diperlukan untuk desa tetangga, yakni Trusmi Wetan dan Wotgali.

Baca Juga: Zilva Aninda Zevanya Digadang-gadang Akan Bersinar di Persib

"Kita koordinasi dengan satgas dan Pemkab Cirebon. Ada rencana membuat dapur umum untuk memenuhi kebutuhan makan warga yang desanya lockdown lokal," tuturnya.***

Editor: Parama Ghaly

Tags

Terkini

Terpopuler