ZONA PRIANGAN - Hingga saat ini bahasa Cirebon belum memiliki tradisi sastra berupa buku.
Padahal arti sebuah bahasa ada pada satra, dan sastra untuk saat ini harus berupa buku bukan lagi sastra lisan.
Kondisi tersebut bukan berarti sastra lisan tidak menjadi penting.
Baca Juga: Salju Mengeras Jadi Es, Warga Spanyol Panik, Sudah Lima Orang Tewas Kedinginan
dalam kondisi sekarang sastra lisan hanya tinggal ceritera, seperti halnya pantun.
Hal tersebut disampaikan Ajip Rosidi (alm) ketika ulang tahunnya yang ke-82 di Jatiwangi awal tahun lalu.
Dalam naskah tertulisnya, menurut Ajip, berdasarkan tradisi sebetulnya sastra Cirebon sangat lah kaya.
Baca Juga: 5 Azab Menanti Orang yang Tidak Mau Bayar Utang, Nomor 4 Sangat Mengerikan
Pada abat ke-17 ada sekitar 300 judul naskah yang digunakan menjadi referensi oleh Pangeran Wangsakerta ketika menyusun naskahnya.