Kalau Sungai Citarum Kotor, Kita Harus Membeli Air Bersih Rp 197 Triliun/Tahun

- 11 Juli 2020, 13:32 WIB
 SATGAS Citarum harum memberi penjelasan kepada warga akan pentingnya fungsi Sungai Citarum./ENGKOS KOSASIH/GALAMEDIA
SATGAS Citarum harum memberi penjelasan kepada warga akan pentingnya fungsi Sungai Citarum./ENGKOS KOSASIH/GALAMEDIA /

"Soalnya, limbah pabrik yang dibuang dengan kondisi jernih pun, belum tentu sehat. Jika air sungai tercemar limbah mercury, ikan yang hidup di sungai tidak sehat untuk dikonsumsi," ucapnya.

Baca Juga: Pengalaman Baru bagi Betrand, Konser Tanpa Penonton

Untuk penanganan lingkungan, imbuh Kolonel Inf Asep Nurdin, Satgas sudah melakukan berbagai upaya di antaranya pengerukan sungai di Kecamatan Majalaya.

Ia juga mengaku prihatin ketika kawasan hutan dirubah menjadi kebun. Seharusnya, kawasan hutan tetap jadi hutan karena akar pepohonan berfungsi menyerap air disaat musim hujan. Dengan harapan bisa meminimalisir banjir.

Namun saat ini kawasan hutan diubah jadi perkebunan oleh oknum warga dan oknum pengusaha.

Baca Juga: 143 Desa Akan Gelar Pesta Demokrasi pada 15 Agustus 2020

"Akibatnya, hutan erosi dan menimbulkan pendangkalan di sungai dan banjir. Kawasan hutan itu seluas 690.108,34 ha, potensi kritis 212.186 ha, agak kritis 166.561 ha," katanya.

Disebutkannya, Satgas Citarum Harum sudah ada upaya mengatasi permasalahan limbah, sampah organik dan anorganik.

Mengatasi limbah tinja manusia dengan cara membuat septictank di sejumlah desa dan mengaktifkan kembali atau membangun MCK.

Baca Juga: Sudah Tiga Bulan, Gaji Petugas Ambulans Antar-Jemput Pasien Corona Tak Dibayar

Halaman:

Editor: Parama Ghaly


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x