"Mereka melakukan gropyokan untuk mengendalikan hama tikus," kata Yayan kepada galamedianews.com, Sabtu 18 Juli 2020.
Yayan mengatakan dalam gerakan pengendalian hama tikus itu, menggunakan basmikus, petrokum dan anjing pemburu tikus.
Baca Juga: Polres Banjar Inisiasi Lembur Tohaga Lodaya, Melda: Harus Tangguh di Segala Bidang
Lokasi lahan yang dikendalikan dari serangan OPT tikus itu, yakni tanaman padi sawah varietas ciherang, inpari dan lokal itu dengan usia 26-43 hari setelah tanam itu.
"Luas lahannya mencapai 143 hektare. Hasil dari pengendalian itu, sebanyak 4.200 ekor hama tikus berhasil dilumpuhkan," ujarnya kepada wartawan Galamedia, Engkos Kosasih.
Untuk melakukan pencegahan dan meminimalisir serangan hama perusak tanaman itu, Dinas Pertanian mengimbau kepada para petani untuk melakukan sanitasi lingkungan.
Baca Juga: Peneliti Vaksin Covid-19 Terganggu Ada Upaya Peretasan, Rusia Dicurigai Atas Aksi Itu
"Lebih penting lagi melakukan pengairan berselang atau intermiten (macak macak) dan pengamatan intensif," katanya.***