"Karena itu tim PNM sekarang bertambah jadi 53.000 orang. Sebelum pandemi baru sekitar 30 ribuan. Selama pandemi kita rekrut 12.000 karyawan. Nasabah saat krisis April 2020, levelnya 6 juta, dalam satu tahun bertambah nasabah jadi 9,5 juta," paparnya.
Dalam kesempatan tersebut, lanjut Errinto, PNM pun memperkenalkan inovasi layanan pinjaman modal untuk usaha mikro dan kecil dengan pembiayaan langsung bagi perorangan dan badan usaha melalui Unit Layanan Modal Mikro (PNM ULaMM).
Baca Juga: Kedepankan Digitalisasi dan Tembus Go Global, PLN Dorong Kebangkitan UMKM di Masa Pandemi Covid-19
"PNM ULaMM dilengkapi dengan pelatihan, jasa konsultasi, pendampingan, serta dukungan pengelolaan keuangan dan akses pasar bagi nasabah," ungkapnya.
Lebih lanjut Errinto mengungkapkan, seiring perkembangan usaha, PNM juga meluncurkan layanan pinjaman modal untuk perempuan prasejahtera pelaku usaha Ultra mikro melalui program Membina Ekonomi Keluarga Sejahtera (PNM Mekaar).
PNM Mekaar, jelas Errinto, dikuatkan dengan aktivitas pendampingan usaha dan dilakukan secara berkelompok.
“Pada dasarnya, nasabah PNM Mekaar memiliki pengetahuan dan keterampilan dalam berusaha, namun terbatasnya akses pembiayaan modal kerja menyebabkan keterampilan berusaha mereka kurang termanfaatkan,” ujarnya.
Beberapa alasan, jelas Errinto, karena keterbatasan akses tersebut meliputi kendala formalitas, skala usaha, dan ketiadaan agunan.
"Karenanya, PNM menerapkan sistem kelompok tanggung renteng yang diharapkan dapat menjembatani kesenjangan akses pembiayaan sehingga para nasabah mampu mengembangkan usaha dalam rangka menggapai cita-cita dan meningkatkan kesejahteraan keluarga," katanya.