ZONA PRIANGAN - Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) di masa pandemi Covid-19 saat ini sangat berpengaruh sekali utamanya bagi para pengusaha di sektor perikanan.
Mereka meminta agar pemerintah dapat memberi kelonggaran saat PPKM ini berlangsung, selain itu juga mereka hanya meminta dibuka kembali rumah makan dan restoran.
Karena dua tempat itu merupakan pangsa pasar untuk sektor perikanan, selain itu juga para pengusahanya bisa bernafas lagi untuk kembali mendistribusikan produknya.
Baca Juga: Akibat Perubahan Orbit Bulan Bakal Terjadi Banjir Besar di Sejumlah Wilayah
Owner Wahana Frozen Fresh Fish, Abu Wasis menjelaskan bahwa selama PPKM diberlakukan sangat berdampak sekali terhadap pangsa pasar. Tapi, dia tetap optimis dengan menerapkan strategi investasi terbalik sehingga pihaknya bisa mengirim produk hingga 5 ton.
"Strategi investasi terbalik itu seperti biaya sewa gudang dan lainnya digunakan untuk menjalankan pemasaran sehingga penjualan produk kepada konsumen dinilai lebih efektif," papar Wasis di Bandung, belum lama ini.
Pihaknya mengaku, saat di Bandung telah menggaet dua supplier yang bisa menghasilkan omset hingga 40 ton dalam sebulan untuk Kota Bandung saja.
Baca Juga: Puluhan Peserta Mencari Lokasi Bersejarah dalam Rally Wisata Kota Bandung
"Kita tidak membutuhkan bantuan modal kok. Tapi kami mohon kepada pemerintah agar sedikit memberikan izin untuk rumah makan dan restoran agar tetap beroperasi," paparnya.
Saat ini, jelas Wasis, kendala mereka sekarang sebenarnya lebih klasik yakni penutupan pasar restoran dan hotel di Jakarta, Bandung dan kota lainnya berpengaruh terhadap pola konsumsi masyarakat.
"Kami meminta kepada pemerintah, meskipun pandemi masih berlangsung, agar tetap membuka rumah makan, restoran dan hotel sehingga permintaan produk ikan fillet akan terus berlangsung," harapnya.
Mereka, lanjut Wasis, tidak membutuhkan tambahan modal usaha tapi memohon agar restoran dan hotel tetap bisa beroperasi agar order ikan fillet tetap ada.
"Usaha ini dari sisi ekonomi bisa membantu masyarakat. Misalnya dari prosesing produk, suplier dan marketing mampu melibatkan ratusan orang. Hal ini dilakukan sebagai permintaan sekitar 300 ton per bulan di Jabodetabek," ungkapnya.
Menurut Wasis, dengan adanya peluang terbuka ini dan dengan dukungan kebijakan pemerintah. Kegiatan usaha ini akan senantiasa tetap berjalan.
Baca Juga: Australia Bantu Pemulihan Karena Pandemi Corona, Berikan Visa Khusus Bagi Talenta Asing
"Saat ini dibutuhkan kekuatan mental dari para pengusahanya, karena usaha sekarang apa saja dijual bisa laku, artinya kemampuan manajerial penting disaat menghadapi situasi global saat ini," katanya.***