"Gagasan harga energi dua kali lipat sudah cukup untuk memicu resesi dengan sendirinya," ujarnya.
Pertumbuhan ekonomi yang lambat di China, salah satu penyebabnya yakni pandemi COVID-19, inflasi dan krisis real estate yang memang masalah tersebut sudah ada sebelumnya dihadapi negara tersebut.
Baca Juga: Presiden Vladimir Putin Merasa Senang Melihat Beberapa Perusahaan Asing Hengkang dari Negaranya
Makanya tidak heran jika institusi keuangan internasional itu memangkas perkiraan pertumbuhan global untuk 2022 hampir satu persen penuh, menjadi 3,2% dari sebelumnya 4,1% karena dampak dari invasi Rusia terhadap Ukraina.
Sayangnya, Malpass tidak dapat menyebutkan kapan resesi global itu dimulai.***