Lebih lanjut Ida menjelaskan permasalahan lainnya adalah lemahnya pemasaran dikarenakan jenis produk yang ditawarkan hanya dalam bentuk emping mentah yang didistrubisikan menggunakan moda transportasi umum dan rental.
Baca Juga: Dukung UMKM Bangkit Kembali Pasca-Pandemi, Bandung Youth Entrepreneur Gelar Festival Kuliner Bandung
"Melalui kegiatan PkM yang kami laksanakan bersama tim dari Universitas Trisakti ini, kami ingin menawarkan solusi agar masyarakat bisa berupaya dalam peningkatan potensi buah melinjo di Desa Tenjolahang," ungkapnya.
Solusi yang ditawarkan, lanjut Ida, adalah dengan pelatihan pengolahan produksi melinjo yang lebih higienis dengan proses pemanfaatan teknologi tepat guna mesin sangrai dan mesin pemanggang.
"Mengadakan juga pelatihan dan pendampingan pengolahan aneka produk berbahan baku melinjo yang disukai anak-anak," tambahnya.
Selain itu, lanjut Ida, penggunaan boks yang ditempatkan pada motor keliling dengan desain kemasan dan ilustrasi perwajahan boks yang menarik.
"Sebagai upaya branding, dibuat desain label dengan nama Si Utun. Panggilan kesayangan anak laki-laki daerah pandeglang. Nama ini dipasang di kendaraan box keliling sebagai daya tarik konsumen," jelasnya.
"Kesemua metode tersebut dilakukan dengan cara pelatihan, pendampingan, dan tentunya evaluasi pada setiap tahap kegiatan," tambahnya.