Inilah Cara Mencegah Penyakit Hepatitis Misterius, Pakar Unpad: Tidak Mustahil Bisa Menular ke Orang Dewasa

14 Mei 2022, 22:10 WIB
Ilustrasi penyakit hepatitis misterius. Inilah cara mencegah dari penyakit hepatitis misterius, Pakar Unpad: tidak mustahil bisa menular ke orang dewasa. /Pixabay/Elg21/

ZONA PRIANGAN - Saat ini dunia kembali dihebohkan dengan laporan WHO mengenai adanya penyakit hepatitis yang tidak diketahui atau hepatitis misterius.

Menurut laporan tersebut, kasus yang pertama kali ditemukan di Inggris awal April lalu, per tanggal 1 Mei telah menyebar di 20 negara, termasuk Indonesia.

Guru Besar Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran (Unpad) Prof. dr. Dwi Prasetyo, menjelaskan, hepatitis misterius sejatinya merupakan penyakit hepatitis yang tidak diketahui etiologinya. Hal ini terungkap setelah pemeriksaan awal yang dilakukan otoritas kesehatan Inggris terhadap pasien anak-anak yang terindikasi terkena penyakit tersebut.

Baca Juga: 'Playing Victim' di TikTok Malah Dihujat Habis-habisan oleh Netizen karena Dinilai Tidak Beradab

"Hepatitis yang biasa kita kenal ada A, B, C, D, dan E. Kejadian di Inggris itu sudah diperiksa ternyata negatif lima hepatitis tersebut. Makanya mereka melaporkan jenis hepatitis yang tidak diketahui etiologinya atau jenis hepatitis non A, B, C, D, E,” paparnya seperti dikutip ZonaPriangan.com dari Kanal Media Unpad, Sabtu, 14 Mei 2022.

Guru Besar Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran Prof. Dr. Dwi Prasetyo, dr., Sp.A(K), M.Kes. /Arsip Kantor Komunikasi Publik Unpad/

Hingga saat ini, para ahli masih menyelidiki penyebab dari hepatitis misterius tersebut. Di Indonesia sendiri, Kementerian Kesehatan sudah mengeluarkan kewaspadaan terhadap penularan penyakit tersebut.

Hal ini pun direspons Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) dengan mengeluarkan imbauan kewaspadaan dini, terutama untuk dokter anak, dokter umum, tenaga kesehatan, hingga masyarakat.

Baca Juga: Setelah Dilacak Seminggu oleh Australia, Mengapa Kapal Mata-mata China Ini Tidak Melanggar Hukum Laut?

Lebih lanjut Kepala Divisi Gastrohepatologi Departemen Ilmu Kesehatan Anak FK Unpad ini menjelaskan, imbauan kewaspadaan IDAI tersebut dikeluarkan mengingat banyak kasus yang dilaporkan terjadi pada kelompok anak-anak.

"Saat ini yang dilaporkan masih anak-anak, tetapi tidak mustahil bisa menular ke orang dewasa. Sekarang masih ditelusuri," ungkapnya.

Ada beberapa kemungkinan anak-anak rentan tertular hepatitis misterius. Prof Dwi menduga hal ini karena perkembangan imunitas anak yang belum kuat. Apalagi laporan penularan penyakit ini juga terjadi pada bayi yang baru lahir.

Baca Juga: Wakil Kepala Duma Anna Kuznetsova Mengunjungi Kherson yang Diduduki oleh Rusia di Ukraina

"Ini masih diteliti terus, nanti dilihat juga apakah anak-anak yang kena ini ada komorbid, sehat-sehat saja, atau punya gangguan imunitas," ujarnya.

Terkait penularan Hepatitis, Prof. Dwi menjelaskan, di luar kasus hepatitis misterius, hepatitis merupakan penyakit yang rentan menular. Penularan hepatitis A ditularkan dari mulut dan pola hidup yang tidak sehat.

Hal ini rentan terjadi pada anak-anak sekolah yang kesadaran menjaga kebersihannya masih kurang. Sementara hepatitis B dan C ditularkan melalui produk darah, di antaranya transfusi darah.

Baca Juga: Militer Ukraina Kumpulkan Jenazah Prajurit Rusia yang Tewas ke Dalam Gerbong Berpendingin

"Untuk hepatitis yang tidak diketahui masih belum tahu persis menular lewat mulut atau transfusi. Bisa juga menular lewat semuanya,” jelasnya.

Penyakit hepatitis A lebih ringan dari jenis Hepatitis B dan C. Kendati demikian, ada beberapa kasus hepatitis A akut yang kemudian berlanjut menjadi kronis dan bisa menyebabkan kematian. Namun, angka kematian akibat hepatitis A tidak terlalu banyak.

Sementara hepatitis B dan C cenderung lebih berat dan bisa lanjut menjadi kronis. Pada beberapa kasus bisa meningkat menjadi sirosis berupa kerusakan organ hati. Hal ini kemudian memicu kanker pada penderitanya.

Baca Juga: Mensos Kunjungi Azqiya Penderita Tumor Mata di Majalengka, Berikan Bantuan Sosial Modal Usaha serta Pengobatan

Meski demikian, penderita hepatitis B dan C bisa sembuh melalui pengobatan yang terus berkembang. Sementara hepatitis D dan E seringnya menempel atau koinsiden pada hepatitis A, B, dan C. Karena itu, dua hepatitis ini jarang dilakukan pemeriksaan.

Hingga saat ini, baru hepatitis A dan B yang sudah memiliki vaksin. Bahkan, vaksinasi hepatitis B sudah masuk program imunisasi nasional, sehingga bisa diperoleh di tingkat layanan kesehatan primer secara gratis. Meskipun belum diketahui apakah dua jenis vaksin tersebut bisa mencegah penularan hepatitis misterius, Prof. Dwi menegaskan bahwa vaksinasi hepatitis tetap wajib dilakukan.

Higienis nomor satu karena salah satunya ditularkan melalui pola hidup yang tidak sehat, Prof. Dwi mengingatkan masyarakat untuk menerapkan pola hidup higienis dan sering menjaga kebersihan tubuh. Utamanya adalah menjaga kebersihan tangan.

Baca Juga: Pertama Kalinya Sejak Invasi Rusia Terhadap Ukraina, Kepala Pentagon Berbicara dengan Mitranya dari Rusia

Kendati demikian, masyarakat Indonesia telah banyak belajar menjaga kebersihan dari pandemi Covid-19, sehingga hal ini dapat memperkuat kewaspadaan masyarakat dalam menghindarkan diri dari penularan hepatitis misterius.

"Masyarakat sudah punya pengalaman tentang hidup sehat dari Covid-19. Ini salah satu cara mencegahnya," katanya.

Lebih lanjut Prof. Dwi menyarankan, jika terindikasi tertular untuk segera memeriksakan diri ke layanan kesehatan.

Ciri umum yang mudah terlihat dari hepatitis, tambah Prof. Dwi, adalah mata dan kulit yang menguning, warna urine kuning pekat, hingga memiliki gejala demam, mual, dan muntah.

"Segera lapor ke Puskesmas. Sekarang tenaga kesehatan sudah diberikan pedoman dan penanganannya, mulai dari petugas kesehatan di tingkat primer. Kalau di luar kompetensinya, pasien akan dirujuk secara berjenjang," pungkasnya.***

Editor: Yurri Erfansyah

Sumber: Kanal Media Unpad

Tags

Terkini

Terpopuler