Peristiwa Mengejutkan: Ketidakpahaman Tentara Israel yang Berujung Tragedi di Gaza

29 Desember 2023, 16:00 WIB
Israel berduka atas kematian ketiga sandera yang diidentifikasi sebagai Yotam Haim, Alon Shamriz, dan Samer El-Talalqa. /AP Photo/Ohad Zwigenberg

ZONA PRIANGAN - Sebuah penyelidikan militer yang diterbitkan pada hari Kamis menyatakan bahwa tentara Israel mengabaikan teriakan "tolong" saat mereka memasuki sebuah gedung di Gaza yang memegang tiga sandera hanya beberapa hari sebelum secara tidak sengaja membunuh mereka. Para tentara juga mendengar teriakan "sandera" dalam bahasa Ibrani pada tanggal 10 Desember, tetapi menginterpretasinya sebagai "upaya tipu muslihat" oleh operatif Hamas untuk memancing mereka masuk ke gedung di distrik Shejaiya, Kota Gaza, demikian hasil penyelidikan tersebut.

Mereka meyakini bahwa gedung tersebut dipasangi bahan peledak, sehingga para tentara keluar dan membunuh lima anggota Hamas yang mencoba melarikan diri, tambahnya.

Kemungkinan besar, para sandera kemudian melarikan diri dari gedung tersebut, dan pada tanggal 15 Desember, tentara Israel menembak mereka setelah keliru mengidentifikasi mereka sebagai ancaman, kata penyelidikan tersebut.

Baca Juga: Dampak Tragis Perang Israel-Hamas: Amputasi Menjadi Kehidupan Baru bagi Korban Perang di Gaza

Dua orang tewas seketika. Sandera ketiga melarikan diri, dan para tentara diperintahkan untuk tidak menembak guna mengidentifikasinya, demikian disebutkan dalam penyelidikan tersebut.

Mendengar teriakan "tolong!" dan "mereka menembak saya", komandan Israel meminta sandera yang selamat untuk maju ke arah para tentara.

Namun, dua tentara "yang tidak mendengar perintah" karena "kebisingan" dari tank terdekat menembaknya mati.

Baca Juga: Serbuan Israel di Gaza: Dampak Fatal bagi Warga Sipil dan Tantangan Diplomatik Internasional

Ketiga sandera tersebut semuanya tidak mengenakan baju dan salah satunya membawa bendera putih.

Pada tanggal 14 Desember, sebuah drone militer mengidentifikasi tanda "SOS" dan "tolong, tiga sandera" di sebuah gedung yang dekat dengan tempat ketiga sandera itu ditembak.

"Angkatan bersenjata gagal dalam misinya untuk menyelamatkan sandera dalam kejadian ini," kata kepala angkatan bersenjata Herzi Halevi dalam pernyataan yang diterbitkan bersamaan dengan laporan penyelidikan tersebut.

Baca Juga: Tragedi Kemanusiaan: Lebih dari 20.000 Warga Palestina Tewas dalam Konflik Israel-Hamas

"Ketiga kematian itu 'bisa dihindari'," tambahnya.

Tak lama setelah pembunuhan sandera diumumkan, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mengatakan itu "merobek hatiku" dan "merobek hati seluruh bangsa".

Israel berduka atas kematian ketiga sandera yang diidentifikasi sebagai Yotam Haim, Alon Shamriz, dan Samer El-Talalqa.

Pembunuhan ketiga pria berusia dua puluhan itu telah memicu protes di Tel Aviv, di mana para demonstran menuntut agar Israel menyusun rencana baru untuk membawa pulang 129 sandera lainnya yang masih ditahan di Jalur Gaza.

Baca Juga: Drama Pahit Zona Perang: Kematian Sandera Israel dan Kontroversi Kekejaman Militer

Sekitar 250 orang menjadi sandera selama serangan Hamas pada 7 Oktober di Israel, yang mengakibatkan kematian sekitar 1.140 orang, sebagian besar warga sipil, menurut perhitungan AFP berdasarkan data Israel.

Dengan tekad untuk menghancurkan Hamas dan membawa pulang sandera, Israel meluncurkan serangan militer massal terhadap gerakan Hamas itu yang telah merusak sebagian besar wilayah Gaza.

Pemerintah Hamas di wilayah tersebut mengatakan bahwa perang tersebut telah menewaskan setidaknya 21.320 orang, sebagian besar perempuan dan anak-anak.***

Editor: Toni Irawan

Sumber: AFP

Tags

Terkini

Terpopuler