Komandan Tentara Rusia Ditembak dari Jarak Dekat, Pelaku Berteriak: Tidak Ada Warga yang Ikut Perang

- 26 September 2022, 20:04 WIB
Seorang wajib militer Rusia memilih membakar dirinya untuk menghindari dikirim perang ke Ukraina.*
Seorang wajib militer Rusia memilih membakar dirinya untuk menghindari dikirim perang ke Ukraina.* /Twitter /Express

ZONA PRIANGAN - Mobilisasi wajib militer yang digagas Vladimir Putin untuk menyerang Ukraina memicu serangkaian respons negatif.

Para pria Rusia banyak yang melarikan diri ke negara tetangga baik lewat jalur udara maupun darat. Tiket pesawat ke luar negeri terjual habis.

Sementara, antrian kendaraan mengular cukup panjang di beberapa perbatasan. Namun nasib warga Rusia makin tidak jelas karena negara tetangga menolak kehadiran mereka.

Baca Juga: Serangan Drone Shahed-136 Buatan Iran yang Digunakan Rusia Memicu Kepanikan Warga Odessa, Ukraina

Beberapa istri memilih melukai kaki suaminya agar punya alasan menghindari wajib militer. Sementara pria lajang memilih menikahi janda yang punya banyak anak.

Langkah ekstrem dilakukan seorang pria yang membakar dirinya sendiri agar terhindar dari wajib militer.

Rekaman video yang beredar online menunjukkan dia dibawa oleh petugas ke rumah sakit tempat dia dirawat karena luka bakar.

Baca Juga: Strategi Aneh Diterapkan Pasukan Vladimir Putin, Tentara Ukraina Membalasnya dengan Catur Tiga Dimensi

Aksi ekstrem tersebut menyusul puluhan insiden kerusuhan sejak Vladimir Putin mengumumkan wajib militer karena kekurangan tentara, setelah banyak yang tewas di Ukraina.

Laporan lain, seorang pria berusia 25 tahun di Ust-Ilimsk, wilayah Irkutsk Rusia menembak seorang komandan kantor drafting dari jarak dekat.

Dia berteriak bahwa "tidak ada yang akan berperang". Itu bisa diartikan penolakan terhadap wajib militer, lapor Express.

Baca Juga: HIMARS Pasokan NATO Meledak di Gudang Amunisi Rusia, Pasukan Vladimir Putin di Kharkiv Dilanda Kepanikan

Sementara itu, di Uryupinsk, wilayah Volgograd, seorang pria berusia 35 tahun melemparkan bom molotov ke gedung kantor perekrutan wajib militer.

Perlawanan terjadi di tengah kerugian besar bagi pasukan Rusia. Menurut Kementerian Pertahanan Ukraina, sekitar 57.200 personel Rusia diperkirakan tewas sejak perang dimulai 24 Februari.***

Editor: Parama Ghaly

Sumber: Express


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah