Di luar Antakya, para pekerja di kuburan massal menurunkan kantong mayat ke dalam parit yang baru digali, di mana seorang penggali mekanis menutupinya dengan tanah. Sekitar 80 kantong mayat menunggu untuk dikuburkan.
Baca Juga: Rusia Diklaim Kehilangan Ribuan Tentara di Ukraina, Lebih Banyak dari Perang Dunia I
Lereng bukit di luar Gaziantep berubah menjadi kuburan baru, beberapa ditandai dengan bunga atau bendera Turki berukuran kecil yang berkibar tertiup angin. Terlihat seorang wanita tengah menangis tersedu-sedu di samping salah satu kuburan ketika seorang anak laki-laki berusaha untuk menghiburnya.
Para penyintas takut akan penyakit, dengan infrastruktur dasar yang hancur.
"Jika orang tidak mati di sini di bawah reruntuhan, mereka akan mati karena cedera, jika tidak mereka akan mati karena infeksi. Tidak ada toilet di sini. Ini masalah besar," kata petugas penyelamat Gizem.***