Tren Pakaian Bekas Meningkat di Tengah Krisis Ekonomi yang Melanda Argentina

- 14 November 2023, 10:00 WIB
Orang-orang berbelanja di sebuah toko pakaian bekas di Buenos Aires, Argentina, 14 Mei 2019. Gambar diambil pada 14 Mei 2019.
Orang-orang berbelanja di sebuah toko pakaian bekas di Buenos Aires, Argentina, 14 Mei 2019. Gambar diambil pada 14 Mei 2019. /REUTERS/Agustin Marcarian/File Photo

ZONA PRIANGAN - Masyarakat Argentina yang terpukul oleh kondisi ekonomi sulit dengan inflasi yang mencapai lebih dari 140%, semakin beralih ke pasar pakaian bekas, baik untuk menemukan pakaian dengan harga terjangkau maupun untuk mendapatkan tambahan uang dari penjualan pakaian bekas mereka.

Negara Amerika Selatan ini, sebagai ekonomi terbesar kedua di wilayah tersebut dan pengekspor utama produk pertanian, menghadapi krisis terburuk dalam beberapa dekade.

Dua per lima penduduknya hidup dalam kemiskinan, dan resesi yang mengancam mengguncang putaran kedua pemilihan presiden Argentina pada Minggu depan.

Baca Juga: Inovasi Lawan Inflasi: Domino's Rilis Pizza Termurah di India, Hanya 49 Rupee!

Ketidakpuasan pemilih yang meningkat mendorong seorang tokoh luar biasa, Javier Milei, menjadi favorit dalam jajak pendapat untuk pemilihan presiden, mengalahkan Menteri Ekonomi Sergio Massa, kandidat dari koalisi Peronist yang berkuasa, yang usahanya terhambat oleh ketidakmampuannya untuk menahan kenaikan harga.

"Anda tidak bisa sekadar pergi ke pusat perbelanjaan dan membeli sesuatu yang Anda suka seperti yang Anda lakukan sebelumnya. Hari ini harga-harga tidak masuk akal," kata Aylen Chiclana, seorang mahasiswa berusia 22 tahun di Buenos Aires, dikutip ZonaPriangan.com dari Reuters.

Sekarang, celana jeans baru dibanderol dua kali lipa lebih mahal jika dibandingkan dengan harga tahun sebelumnya, mewakili lebih dari sepertiga dari upah minimum bulanan Argentina.

Baca Juga: Harga Emas Melemah karena Dolar AS Menguat Menjelang Data Inflasi

Inflasi tahunan mencapai 142,7% pada Oktober, demikian kantor statistik negara itu mengumumkan pada hari Senin, kenaikan bulanan sebesar 8,3%, meskipun itu turun dari puncak pada Agustus dan September dan di bawah perkiraan analis.

Argentina selama bertahun-tahun berkutat dengan masalah inflasi tinggi, ekonom mengatributkannya pada pencetakan uang dan kurangnya kepercayaan terhadap peso.

Inflasi telah meningkat dalam setahun terakhir menjadi yang tertinggi sejak 1991.

Baca Juga: YouTube Memperluas Iklan Audio dan Podcast untuk Merek, Saat Berjuang di Tengah Rekor Inflasi Tinggi

Beatriz Lauricio, seorang guru semi-pensiunan berusia 62 tahun, mengatakan bahwa ia dan suaminya, seorang karyawan perusahaan bus, pergi ke pasar pakaian bekas setiap akhir pekan untuk menjual pakaian bekas guna memenuhi kebutuhan hidup.

"Kami kelas menengah, kelas menengah bawah. Kami memiliki pekerjaan, tetapi kami perlu datang ke pasar," katanya, menambahkan bahwa ketika pasar itu ditutup karena cuaca buruk, keuangan pasangan itu menjadi bermasalah.

"Kami tidak melakukannya sebagai sesuatu tambahan kecil agar kami bisa pergi berlibur ke Brasil, kami melakukannya karena kebutuhan harian," kata Lauricio.

Baca Juga: Presiden Joko Widodo: Tidak Ada Negara Lain yang Sedetail Indonesia Soal Menangani Inflasi

María Silvina Perasso, penyelenggara pasar pakaian di Tigre, di pinggiran Buenos Aires, mengatakan banyak orang berbelanja di sana karena harga-harga naik lebih cepat daripada kenaikan gaji.

Upah minimum bulanan lokal di Argentina adalah 132.000 peso atau sekitar Rp5,9 juta.

"Dengan ekonomi seperti ini, mereka membeli pakaian dengan harga 5% atau 10% dari nilai yang berasal dari toko, dan mereka bisa membeli barang-barang untuk keluarga mereka," katanya.

María Teresa Ortiz, pensiunan berusia 68 tahun, hidup dari pensiunnya. Ia pergi ke pasar pakaian bekas karena sudah tidak mampu membeli pakaian baru.

"Kami tidak bisa membeli hal-hal baru. Anda tidak bisa membeli sepatu olahraga baru, Anda tidak bisa membeli sendal jepit baru, Anda tidak bisa membeli celana jeans baru, Anda tidak bisa membeli kemeja atau kaos juga. Jadi Anda harus mencarinya di pasar," katanya.***

Editor: Toni Irawan

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah