Dilema Israel: Blinken Tekankan Solusi Dua Negara, Netanyahu Kecam Ide Negara Palestina

- 19 Januari 2024, 07:04 WIB
Asap membumbung menyusul pengeboman Israel di Khan Younis, Jalur Gaza selatan, Rabu, 17 Januari 2024.
Asap membumbung menyusul pengeboman Israel di Khan Younis, Jalur Gaza selatan, Rabu, 17 Januari 2024. /AP Photo/Mohammed Dahman

Israel meluncurkan serangan setelah serangan lintas batas yang belum pernah terjadi oleh Hamas pada 7 Oktober yang menewaskan 1.200 orang dan menahan sekitar 250 orang lainnya.

Israel memperkirakan sekitar 130 sandera masih berada dalam tahanan Hamas. Perang ini telah meningkatkan ketegangan di seluruh wilayah, mengancam untuk memicu konflik lain.

Baca Juga: Konflik Israel-Gaza: Afrika Selatan Ajukan Kasus Genosida, Apa Dampaknya?

Serangan Israel, salah satu kampanye militer paling mematikan dan merusak dalam sejarah baru-baru ini, telah menewaskan hampir 25.000 warga Palestina, menurut otoritas kesehatan Gaza, menyebabkan kerusakan luas, dan mengusir lebih dari 80% dari 2,3 juta penduduk wilayah tersebut dari rumah mereka.

Biaya perang yang besar ini telah memicu seruan dari komunitas internasional untuk menghentikan serangan ini.

Setelah awalnya memberikan dukungan penuh kepada Israel di awal perang, Amerika Serikat, sekutu terdekat Israel, mulai menyatakan kekhawatiran dan mendesak Netanyahu untuk menjelaskan visinya untuk Gaza pasca-perang.

Baca Juga: Mahkamah Agung Israel Tolak Upaya Netanyahu untuk Merombak Peradilan

Amerika Serikat mengatakan bahwa Otoritas Palestina yang diakui secara internasional, yang mengatur wilayah semi-otonom di Tepi Barat yang diduduki Israel, harus "diberdayakan kembali" dan kembali ke Gaza. Hamas menggulingkan otoritas itu dari Gaza pada tahun 2007.

AS juga mendesak langkah-langkah menuju pendirian negara Palestina. Palestina menginginkan Gaza, Tepi Barat, dan Yerusalem Timur sebagai negara mereka. Wilayah-wilayah tersebut ditaklukkan oleh Israel pada tahun 1967.

Berbicara pada Rabu di Forum Ekonomi Dunia di Davos, Swiss, Blinken mengatakan solusi dua negara adalah cara terbaik untuk melindungi Israel, menyatukan negara-negara Arab moderat, dan mengisolasi musuh bebuyutan Israel, Iran.

Halaman:

Editor: Toni Irawan

Sumber: AP


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x