Menghadapi Demensia saat Haji: Upaya Pencegahan dan Perawatan yang Efektif

6 Juni 2023, 13:45 WIB
Juhani melambaikan tangan ke layar telepon genggam saat mengakhiri telepon dengan anaknya. /ANTARA/Nur Istibsaroh

ZONA PRIANGAN - Tingginya persentase jamaah calon haji lansia (65 tahun ke atas), yang mencapai 30 persen, memberikan banyak cerita dalam pendampingan. Salah satunya adalah Juhani, calon haji dari Kampung Batujaya, Desa Baribis, Kecamatan Cigasong, Majalengka, Jawa Barat. Ia sempat tiba-tiba minta turun dari pesawat karena teringat ayamnya di kampung yang belum diberi makan.

Cerita peserta ibadah haji berusia 95 tahun ini menjadi viral setelah Yuyud Aspiyudin, petugas haji daerah Majalengka yang berada dalam satu pesawat dengan Juhani, mengambil video dan mengunggahnya ke media sosial.

Yuyud menceritakan, saat dalam pesawat perjalanan dari Majalengka ke Saudi Arabia, Juhani sering bolak-balik dari depan ke belakang dan berulang kali menceritakan tentang ayamnya kepada penumpang lain.

Baca Juga: Warga Mengeluh Asrama Haji di Indramayu Terlalu Jauh dan Harus Balik Lagi ke Majalengka

Setelah pesawat mendarat di Bandara Amir Mohammad bin Abdul Aziz (AMAA), Juhani meminta kepada pramugari maskapai Saudi Airlines untuk keluar pesawat dengan maksud ingin memberi makan ayamnya.

Selain Juhani, ada juga Marsini Markim Tohir, yang tampak sehat dan lancar menceritakan tentang kelima anaknya dan menyebutkan asal daerahnya dari Kabupaten Grobogan, Jawa Tengah.

Nenek berusia 78 ini terlihat tidak bisa diam karena sering ingin beranjak dari tempat duduknya dan mengatakan ingin kembali ke rumahnya untuk mandi, bersiap-siap berangkat haji.

Baca Juga: Larangan Merokok Bagi Jamaah Calon Haji: Denda dan Aturan di Kawasan Markaziyah

Marsini tidak ingat bahwa ia telah menempuh perjalanan lebih dari 9 jam menumpang pesawat meninggalkan Tanah Air. Bahkan, ia mengaku tengah menunggu suaminya yang baru membeli tembakau, padahal suaminya telah meninggal.

"Bapak membeli tembakau, tidak jauh dari sini," kata Marsini dalam bahasa Jawa sembari menunjuk arah di luar hotel tempat menginap selama sembilan hari di Madinah, dikutip ZonaPriangan.com dari Antara.

Demensia

Dua peserta ibadah haji tersebut merupakan contoh kasus demensia yang dipicu oleh disorientasi tempat, waktu, dan orang di sekitarnya.

Baca Juga: Mimpi dalam Kuburan yang Terbakar, Bintang Bollywood Sana Khan Pensiun dari Artis dan Tunaikan Ibadah Haji

Gejala awal yang dapat terlihat biasanya adalah mudah lupa, terutama untuk kejadian-kejadian yang baru dialami, kesulitan mempelajari hal baru, kesulitan konsentrasi, serta sulit mengingat waktu dan tempat, terutama setelah mereka pindah dari kampung ke embarkasi atau ke Tanah Suci.

“Demensia ini merupakan fenomena jamaah haji Indonesia tahun ini karena jumlah lansianya lebih banyak dibandingkan tahun sebelumnya,” kata dr. M. Imran pada konferensi pers secara virtual, Senin, 5 Juni 2023.

Pada jamaah yang mengalami demensia, diberikan stimulasi kognitif, seperti mengajak pasien berbicara atau bersosialisasi dengan sekitarnya. Biasanya, setelah terapi ini, ingatan pasien akan pulih kembali.

Baca Juga: Pemimpin Chechnya, Ramzan Kadyrov, Tiba di Arab Saudi untuk Menunaikan Ibadah Haji

Namun, dr. Imran menekankan bahwa setelah pasien pulih, tetap perlu diwaspadai karena demensia ini dapat muncul kapan saja, terutama akibat kelelahan dan dehidrasi.

Demensia dapat dicegah

Penanganan dan pencegahan demensia sangat penting, dan menurut dr. Imran, gangguan daya ingat ini bisa dicegah.

"Demensia pada jamaah lansia masih bisa dicegah. Artinya, jangan sampai menimbulkan gejala disorientasi. Salah satu pencegahannya adalah dengan stimulasi kognitif," kata dr. Imran.

Baca Juga: Dibukanya Kembali Ibadah Haji Pada Tahun Ini Membawa Suka dan Duka Bagi Masyarakat Indonesia

Caranya bisa dengan mengajak jamaah haji tersebut bercerita, yang dapat dilakukan oleh para pendamping dengan selalu mengajak mereka bersosialisasi, berdoa, berzikir bersama, serta menghindari hal-hal yang dapat menyebabkan jamaah lansia menjadi lelah.

Menurut dr. Imran, sangat disarankan bagi jamaah lansia untuk beristirahat yang cukup dan tidak memaksakan diri untuk beraktivitas di luar kegiatan ibadah haji, karena hal tersebut dapat menyebabkan kelelahan atau dehidrasi akibat cuaca panas di Arab Saudi.

Imbauan dan edukasi

Penyelenggaraan ibadah haji tahun ini dengan tema "Haji Ramah Lansia" menjadi perhatian banyak pihak, terutama PPIH (Panitia Penyelenggara Ibadah Haji) untuk merealisasikannya.

Baca Juga: Penggantian Penutup Kabah (Kiswah) Sudah Final, Masjidilharam Siap Menyambut Jemaah Haji

Salah satu upayanya adalah terus melakukan edukasi dan memberikan ajakan kepada jamaah Indonesia agar menjaga kesehatan di tengah cuaca panas di Tanah Suci.

Kepala Pusat Kesehatan Haji Kementerian Kesehatan, Liliek Marhaendro Susilo, menyatakan bahwa pihaknya secara massif melakukan edukasi kepada seluruh jamaah haji Indonesia, terutama lansia dan mereka yang memiliki risiko tinggi terhadap kesehatan (risti), agar tidak memaksakan diri untuk melakukan aktivitas fisik yang berlebihan.

"Sesuaikanlah dengan kemampuan masing-masing dalam beribadah. Kemudian bagi jamaah haji mandiri yang sehat, agar turut mengawasi dan memberikan pendampingan terhadap jamaah lansia dan risti," katanya.

Baca Juga: Kementerian Arab Saudi Meluncurkan Panduan Haji Elektronik dalam 14 Bahasa, Termasuk Bahasa Indonesia

Jamaah haji juga diminta untuk waspada terhadap cuaca panas di Saudi Arabia dengan selalu menggunakan alat pelindung diri seperti payung, masker, kacamata hitam, semprotan air, dan alas kaki saat berada di luar hotel.

"Jadi, semprotan air juga digunakan jika mereka mulai merasa kulitnya kering agar tidak terjadi iritasi pada kulit," kata Liliek.

Jamaah haji diminta untuk rutin minum air minimal satu gelas atau 200 ml per jam dan tidak menunggu merasa haus karena jarang merasa haus di Arab Saudi.

Baca Juga: Adam Mohamed Berjalan Kaki dari Inggris ke Mekah untuk Ibadah Haji dan Menyebarkan Pesan Perdamaian

Bagi jamaah yang memiliki penyakit komorbid, disarankan untuk minum obat secara teratur sesuai anjuran dan memeriksakan diri secara rutin kepada tenaga kesehatan haji.

"Jika ada keluhan kesehatan yang tidak baik, segera hubungi petugas kesehatan terdekat, siapa pun petugas kesehatannya, agar segera dapat diberikan tindakan yang tepat," kata Liliek.

Seluruh upaya dilakukan oleh petugas haji Indonesia untuk memberikan pelayanan yang maksimal, termasuk kepada jamaah lansia yang mengalami demensia.

Baca Juga: Inilah Alasan Kain Penutup Kabah (Kiswah) di Masjidilharam Dinaikkan Setiap Tahun Menjelang Ibadah Haji

"Kami menganggap mereka sebagai ibu, bapak, nenek, dan kakek kami. Oleh karena itu, segala upaya akan kami lakukan," kata Nur, seorang petugas PPIH di Arab Saudi, yang bertugas di Daerah Kerja Madinah.

Terkait dengan Juhani dan Marsini, kondisi mereka semakin membaik setelah ditangani oleh tim kesehatan haji setelah tiba di Bandara AMAA di Madinah dan di tempat penginapan.

Bahkan ketika Tim PPIH dari Media Center Haji (MCH) melakukan kunjungan, Juhani terlihat sehat dan menunjukkan keahliannya dalam menyanyi dalam bahasa Jepang.

Baca Juga: Warga Majalengka Pengayuh Becak dan Istrinya yang Belasan Tahun Menabung, Bahagia akan Menunaikan Ibadah Haji

Marsini juga dalam keadaan sehat, mampu mengikuti tahapan ibadah, dan telah bergerak ke Mekkah. Alhamdulillah.

Semua upaya yang dilakukan oleh petugas haji dan pihak terkait menunjukkan komitmen mereka untuk merawat dan menjaga kesehatan jamaah haji lansia, terutama dalam menghadapi tantangan demensia yang dapat mempengaruhi pengalaman mereka dalam menjalankan ibadah haji.

Melalui edukasi, stimulasi kognitif, dan perhatian yang terus-menerus, diharapkan jamaah haji lansia dapat tetap merasakan keberkahan dan keselamatan selama menjalankan ibadah haji di Tanah Suci.

Tentu saja, dukungan dan peran aktif dari keluarga, pendamping, serta seluruh masyarakat juga sangat penting dalam menjaga kesehatan dan kesejahteraan jamaah haji lansia.***

Editor: Toni Irawan

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler