Pengalaman Menakutkan Kemping di Gambung, Makhluk Halus Suka Menampakan Diri

14 Juli 2020, 13:16 WIB
SUASANA alami di Bumi Perkemahan Gambung, banyak menarik wisatawan.*/PARAMA GHALY /

ZONA PRIANGAN - Aktivitas berkemah (kemping) memang sangat menyenangkan, dan sekarang banyak lokasi yang ditwarkan.

Bahkan tempat-tempat berkemah zaman sekarang, dilengkapi dengan fasilitas mewah, kadang bisa sekelas hotel.

Tapi pernahkah Anda menikmati kemping, pada suasana yang masih alami dan sedikit ada sensasi menegangkan.

Baca Juga: Pangandaran Bakal Miliki Gedung Perpustakaan Senilai Rp 30 Miliar

Nah bagi yang suka menikmati keheningan, ada satu lokasi yang bisa direkomendasikan untuk berkemah.

Bagi mereka yang pecinta kemping, tempat ini pastinya menawarkan sensasi yang tak terlupakan.

Tempat yang dimaksud, yakni Bumi Perkemahan (Buper) Gambung yang berlokasi di Desa Mekarsari, Kecamatan Pasirjambu, Kabupaten Bandung.

Baca Juga: Penggemar Selfie Bakal Dimanjakan Perangkat Nord dari One Plus

Ada juga yang menyebut lokasi tersebut sebagai Buper Ranca Cangkuang.

Keunggulan destinasi wisata ini, selain menawarkan hamparan perkebunan teh dan suasana yang hening, juga dilintasi aliran sungai yang jernih.

Jadi wisatawan bisa mendirikan tenda, langsung berdampingan dengan sungai.

Baca Juga: Pangandaran Peduli Salurkan Paket Sembako untuk Anak Yatim Piatu

Biasanya, klub-klub otomotif yang suka menggelar acara kemping di Buper Ranca Cangkuang.

Lokasi tersebut mudah dijangkau dengan kendaraan roda dua atau motor.

Kendaraan roda empat juga bisa masuk sampai ke lokasi kemping.

Baca Juga: Batik Banjar Tembus Pasar Korea, Dipakai Artis dan Model Nasional

Hanya, jalanan yang sempit dan berbatu, kadang menyulitkan jika dua mobil berpapasan di jalan.

Sementara untuk lokasi parkir, bisa menampung puluhan kendaraan.

Uniknya, di lingkungan masyarakat sekitar berkembang cerita-cerita yang menakutkan.

Baca Juga: Kekebalan Terhadap Covid-19 Bisa Hilang Dalam Sebulan

Disebutkan, di lokasi bumi perkembahan masih sering ada keisengan makhluk halus.

Sebagian masyarakat mempercayai hal itu. Namun sebagian lainnya, menganggap hanya sebagai cerita dari mulut ke mulut.

Namun yang perlu diingat, wisatawan yang datang ke lokasi itu menjaga perilaku yang baik.

Baca Juga: Artis FTV Ditangkap, Ada Dugaan Tersandung Prostitusi Online

Biasanya, keusilan makhluk halus hanya menimpa kepada pengunjung yang berniat melakukan perbuatan asusila.

Atau berbicara sompral, tidak menghormati tradisi setempat, dan yang merusak alam.

Menurut cerita yang berkembang, keisengan makhluk halus waktunya tidak bisa dipastikan.

Baca Juga: Penyelenggara Pilkada di Kec. Cileunyi Jalani Rapid dan Swab Test, 1 Orang Reaktif

Artinya bisa saja datang pada malam hari, tapi tidak jarang juga muncul di siang hari.

Tidak hanya berupa suara yang aneh, tapi juga sering ada penampakan.
Untuk itu, pengunjung diimbau untuk tidak melakukan hal-hal yang negatif selama ada di lokasi perkemahan.

Selama kita melakukan hal-hal yang wajar, maka gangguan mahkluk ghaib tidak akan muncul.

Baca Juga: Covid-19 Belum Berakhir, di Pantai Pangandaran Wajib Mengenakan Masker

Selama berkegiatan di sana, jangan sampai meninggalkan kewajiban salat bagi yang beragama Islam.

Kalau dari arah ibu kota Kab. Bandung, Soreang, lokasi Bumi Perkemahan Ranca Cangkuang, kira-kira 2,7 km sebelum Alun-alun Ciwidey.

Jadi, sebelum mencapai Alun-alun Ciwidey, wisatawan dari arah Soreang bisa mengambil jalur belok kiri pada jalan cagak setelah melewati SPBU.

Baca Juga: Pengusaha Kecil Bisa Dapatkan Pinjaman dari Pertamina Rp 200 Juta

Wisatawan bisa masuk Jalan Cisondari dan mengikuti penunjuk arah menuju lokasi Pusat Pendidikan dan Pelatihan (Pusdiklat) pembangunan karakter Kementerian Perhubungan (Kemenhub) di Desa Cibodas Kec. Pasirjambu, Kab. Bandung.

Dari lokasi Pusdiklat tersebut, wisatawan akan menempuh Jalan Gambung yang menanjak dan berkelok-kelok sebelum mencapai Balai Desa Mekarsari.

Perjalanan sampai di Balai Desa Mekarsari relatif nyaman, karena sebagian besar jalan sudah menggunakan cor beton.

Baca Juga: Persiapan Belajar Tatap Muka, SMPN 1 Kadipaten Membuat Belasan Tempat Cuci Tangan

Tantangan baru dimulai, saat wisatawan akan melakukan perjalanan dari Balai Desa Mekarsari menuju Bumi Perkemahan Ranca Cangkuang.

Memang rute menuju Bumi perkemahan bisa dilalui kendaraan roda empat atau roda dua.

Cuma karena tekstur jalannya yang masih berbatu dan agak menurun, diperlukan kewaspadaan atau ekstra hati-hati bagi wisatawan saat menjalankan kendaraannya.

Baca Juga: Imbas Covid-19, Harley-Davidson Berhentikan 500 Karyawan

Apalagi saat musim hujan, kendaraan khususnya motor akan mudah tergelincir.

Namun, setelah menempuh perjalanan yang menantang itu, dan melewati kawasan kebun teh, wisatawan akan disuguhi pemandangan yang sangat indah dan masih alami.

Selain hamparan padang rumput yang cocok untuk mendirikan tenda, wisatawan bisa menikmati aliran sungai Ranca Cangkuang yang jernih dan rerimbunan pohon di kaki Gunung Tilu.

Baca Juga: Mulai 27 Juli 2020, Tidak Pakai Masker di Jawa Barat Didenda Rp.150 Ribu

Bukan cuma berkemah dan bermain di sungai, di sana kita juga bisa melakukan hikking bisa mengikuti jalur sisi sungai, atau yang lebih menantang menaiki bukit.

Walau belum dikenal luas, Bumi Perkemahan Ranca Cangkuang banyak menarik minat wisatawan.

Sejumlah instansi swasta dan pemerintah, sering menggelar family gathering di lokasi tersebut.

Baca Juga: Ribuan Massa GEMA Unjuk Rasa ke DPRD Indramayu Tolak RUU HIP

Di musim liburan pun, para pelajar banyak yang berkemah di sana.

Demikian juga dengan beberapa komunitas. Biasanya, selain berkemah dan melakukan permainan, wisatawan yang berkelompok, dilanjutkan dengan aksi sosial.

Mereka merasa lebih berarti berwisata dibarengi dengan bakti sosial. Hal itu biasa dilakukan anggota komunitas.

Baca Juga: Seorang Bidan di Puskesmas Bagendit Terkonfirmasi Positif Covid-19

Di antara bakti sosial yang dilakukan, yakni melakukan penanaman pohon, membersihkan sampah di aliran sungai, sumbangan buku untuk pelajar setempat.

Bahkan ada juga yang membagikan sembilan bahan pokok (sembako) kepada warga kurang mampu.

Ada baiknya wisatawan yang ingin berkunjung ke Bumi Perkemahan Ranca Cangkuang datang ke lokasi pada pagi hari.

Baca Juga: Empat Hari Penggeledahan di Banjar, KPK Bawa 8 Koper Dokumen, Uang Tunai, dan Barang Elektronik

Utamanya mereka yang ingin menginap dengan mendirikan tenda, hal ini dimaksudkan agar persiapan lebih leluasa.

Tentukan di mana lokasi yang cocok untuk mendirikan tenda. Pilihan utama biasanya mengambil lokasi di sisi sungai.

Sebagian besar wisatawan yang berkemah, menanggap dengan mendirikan tenda yang menghadap langsung ke sungai, maka akan mendapat pemandangan yang indah.

Baca Juga: Positif Covid-19, Eti binti Toyib Belum Bisa Pulang Kampung

Selain bisa menikmakti gemericik aliran air sungai, dengan bersantai-santai di tenda, wisatawan bisa melihat bukit yang penuh pohon di seberang sungai.

Jangan lewatkan juga untuk menyeberangi sungai, lantas menjajal ketinggian bukit, maka akan mendapatkan sensasi luar biasa.

Dari ketinggian bukit itu pula, wisatawan bisa melepaskan pandangan untuk menikmati kawasan kebun teh.

Baca Juga: Memasuki AKB, 10 Warga Banjar Justru Terkonfirmasi Positif Covid-19

Jangan kaget juga, kalau di lokasi Bumi Perkemahan Ranca Cangkuang sering turun hujan.

Saat musim hujan tidak direkomendasikan untuk berkemah di sana. Kecuali mereka yang punya jiwa berpetualang.

KOMUNITAS motor sering melakukan kemping di Bumi Perkemahan Gambung.*/PARAMA GHALY

Pada musim kemarau pun, wilayah tersebut tetap diguyur hujan. Jadi dalam hal persiapan untuk berkemah, hal yang perlu diperhatikan membawa jas hujan.

Baca Juga: Nissan Leaf Nismo RC, Mobil Balap Listrik Berakselerasi Tinggi

Kalaupun tidak turun hujan, udara yang cukup dingin, memaksa kita untuk melindungi diri dengan pakain tebal, jaket, kupluk, sarung tangan, hingga kaus kaki.

Persiapan bermalam di sana pun jangan mengandalkan tenda semata.

Ada baiknya wisatawan membawa kantong tidur (sleeping bag) dan matras untuk alas tidur.

Baca Juga: vivo X50 Series Didukung Fitur Gimbal-Like Camera

Semuanya dimaksudkan untuk meminimalisasi udara dingin yang menyergap di malam hari.

Tapi sebelum tidur untuk melepaskan lelah setelah kegiatan siang hari, wisatawan di lokasi Bumi Perkemahan Ranca Cangkuang bisa melakukan api unggun.

Tidak perlu repot-repot mencari atau membawa kayu bakar, karena biasanya ada penduduk setempat yang menawarkan penjualan kaya bakar.

Baca Juga: Ford GPW Military Jeep 1944, Menikmati Sensasi Kendaraan Peninggalan Perang

Satu ikat kayu bakar dihargai Rp 30.000,00.

Mungkin untuk mendapatkan kehangatan di malam hari dengan membuat api unggun dalam jangka waktu yang agak lama, bisa dibutuhkan tiga sampai lima ikat kayu bakar.

Sambil kumpul di depan api unggun, wisatawan di sana bisa juga menikmati suara-suara binatang malam dari arah bukit di seberang sungai.

Baca Juga: Pol Espargaro Bergabung dengan Repsol Honda untuk Musim Depan

Oh iya, di Bumi Perkemahan Ranca Cangkuang tersedia sarana toilet. Sarana tersebut biasanya dimanfaatkan jika wisatawan mau buang air besar (BAB).

Kalau mau mandi, kebanyakan wisatawan langsung memanfaatkan air sungai Ranca Cangkuang yang sangat jernih.

Jadi, kalau Anda tertarik bermain di sungai atau mendaki bukit, kenapa tidak dicoba untuk berkemah di Bumi Perkemahan Ranca Cangkuang?***

Editor: Parama Ghaly

Tags

Terkini

Terpopuler