"Namun, pandemi Covid-19 datang dan meluluhlantakkan ekonomi Indonesia. Hal ini tentu berpengaruh dan berdampak besar terhadap perekonomian 64 juta pelaku UMKM," paparnya.
Dewi mengatakan, hal ini jadi pekerjaan rumah pemerintah terutama kemenkop UMKM.
Baca Juga: Bantu Membuka Pasar Ekspor, Puluhan Pelaku UMKM Ikuti Sesi Business Matching di UMKM Fest 2021
"Tapi saya dengar, kemenkop tidak sendiri, akan dibantu oleh kementerian BUMN untuk membantu UMKM supaya bisa berdiri lagi dan menopang perekonomian di masa sulit,” ujarnya.
Selain itu menurut Staf ahli Kemenkop UMKM Bidang Ekonomi Makro, Rulli Nuryanto, pandemi yang sudah berlangsung setahun lebih lamanya diakui berdampak besar untuk pelaku UMKM. Namun, di sisi lain, pandemi menjadi momentum para pelaku UMKM untuk bertransformasi ke arah ekonomi digital.
"Tansformasi itu perlu dilakukan karena 80 persen UMKM yang memanfaatkan digital memiliki ketahanan lebih baik dalam menghadapi pandemi," ungkapnya.
Di samping itu, kata Rulli, diprediksi potensi ekonomi digital Indonesia akan menjadi yang terbesar di Asia Tenggara pada 2025 dengan nilai sekitar Rp1.800 triliun. Potensi yang besar itu merupakan kesempatan yang harus dimanfaatkan pelaku UMKM.
“Ini bisa dimanfaatkan pelaku UMKM yang saat ini jumlahnya mencapai 64,2 juta dengan kontribusi terhadap PDB sebesar 61,7 persen. Untuk saat ini, sumbangan ekspor pelaku UMKM memang masih kecil. Tapi penyerapan tenaga kerja hampir 97 persen dari angkatan kerja yang ada di Indonesia,” paparnya.
Akan tetapi, menurut Rulli, tantangan saat ini adalah UMKM memiliki tingkat kewirausahaan yang rendah dengan rasio 3,47 persen.