Studi tersebut melibatkan 4.164 orang berusia rata-rata 59 tahun yang menjalani tes yang disebut “Gaya hidup untuk Kesehatan Otak” (LIBRA).
Hasil total skor merefleksikan potensi seseorang menderita demensia penyebabnya faktor gaya hidup, termasuk tekanan darah tinggi, penyakit jantung, merokok, makanan dan aktivitas fisik.
Baca Juga: Stres Memicu Kemunculan Uban, Cara Mengatasinya Cukup dengan Daun Pepaya
Para ilmuwan menemukan bahwa orang pada kelompok risiko tinggi dalam tes LIBRA, menunjukan gaya hidup dengan kesehatan otak yang kurang, memiliki tiga gaya hidup yang meningkatkan risiko demensia.
Tekanan darah tinggi secara signifikan meningkatkan risiko demensia, menurut riset tersebut.
Berbagai studi menunjukkan bahwa para penderita berusia 30-50 tahun merupakan dua per tiga lebih memungkinkan menderita kondisi otak yang tak bisa disembuhkan.
Baca Juga: Usia 45 Tahun ke Atas Mudah Terserang Nyeri Sendi, Konsumsi 8 Makanan Sebagai Antisipasinya
Para perokok memiliki 45 persen risiko paling tinggi menderita demensia dibanding bukan perokok, seperti diwanti-wanti Organisasi Kesehatan Dunia.
Diperkirakan bahwa 14 persen dari kasus penyakit Alzheimer di seluruh dunia secara potensi diakibatkan oleh merokok.
Makanan tinggi lemak jenuh juga menunjukkan penurunan kognitif dan risiko penyakit demensia.