Mesin Perang Milik Amerika Serikat Itu Bernama Ginsu Terbang atau Bom Ninja

31 Agustus 2021, 07:56 WIB
Warga Afghanistan berkumpul di luar mobil yang terbakar yang menjadi target serangan udara balasan AS terhadap ISIS-K.* /Los Angeles Tims/Polaris /Marcus Yam

ZONA PRIANGAN - Serangan balasan pasukan Amerika Serikat terhadap ISIS-K lewat pesawat tak berawak (drone) menggunakan rudal Hellfire khusus.

Mesin perang modern milik Amerika Serikat itu mendapat julukan 'Ginsu Terbang'.

Julukan itu mengacu pada pisau populer yang dijual di infomersial TV selama tahun 1980-an dengan nama yang sama.

Baca Juga: Mantan Mendagri Sampaikan Kabar Duka, Taliban Eksekusi Penyanyi Tradisional Fawad Andarabi

Namun ada juga yang menyebut mesin perang itu sebagai 'bom ninja' karena serangannya mengejutkan dan mematikan.

Rudal Hellfire diangkut oleh drone Reaper, yang disebut R9X dan tidak membawa bahan peledak.

Komposisi itu justru mengeluarkan enam bilah besar ke sasaran serangan yang ditarget.

Baca Juga: Sedan Toyota yang Sedang Diparkir Anak-anak Kena Serangan Roket AS, Tubuh Manusia Berserakan

Penggunaan rudal Hellfire sebelumnya tidak diungkapkan, menurut Wall Street Journal, mengutip dua pejabat AS.

Dalam sebuah pernyataan, Komando Pusat AS mengatakan operasi itu menargetkan "perencana" untuk ISIS-K, kelompok yang juga dikenal sebagai Negara Islam Khorasan.

Sementara Pentagon belum merilis identitas orang-orang yang menjadi sasaran, serangan udara itu menewaskan dua orang yang memiliki hubungan dengan ISIS-K.

Baca Juga: Setelah Taliban Berkuasa, Kembali Terjadi Baku Tembak di Perbatasan Afghanistan-Pakistan, 6 Orang Tewas

Lokasi serangan berada di Provinsi Nangarhar di Afghanistan timur, tulis nypost.

Seorang saksi mata mengatakan, tiga orang tewas dan empat terluka, termasuk seorang wanita, membantah laporan Pentagon.

Video lokasi pemboman yang ditinjau oleh Wall Street Journal dilaporkan menunjukkan lubang ledakan kecil di luar rumah di sebelah becak mobil yang tampaknya hangus.

Baca Juga: Bom Bali: Encep Nurjaman Penghuni Penjara Guantanamo Akan Menjalani Sidang di Komisi Militer

Jendela yang ditunjukkan dalam rekaman itu meledak dan dindingnya dipenuhi pecahan peluru.

Sementara pemerintah AS tidak pernah secara resmi mengakui keberadaan rudal tersebut setelah Wall Street Journal pertama kali melaporkannya pada tahun 2019.

Serangan udara Sabtu itu sebagai pembalasan atas serangan bom bunuh diri di luar Bandara Kabul yang menewaskan 13 personel militer AS dan hampir 200 warga Afghanistan Kamis lalu.***

Editor: Parama Ghaly

Sumber: nypost

Tags

Terkini

Terpopuler