Ukraina Menuduh Rusia Telah Menyerang Jaringan Listrik Sebagai Bentuk Balasan Atas Penyerangan

- 12 September 2022, 15:55 WIB
Petugas pemadam kebakaran bekerja di lokasi pembangkit listrik termal yang rusak akibat serangan rudal Rusia, di tengah serangan Rusia ke Ukraina, di Kharkiv, Ukraina 11 September 2022.
Petugas pemadam kebakaran bekerja di lokasi pembangkit listrik termal yang rusak akibat serangan rudal Rusia, di tengah serangan Rusia ke Ukraina, di Kharkiv, Ukraina 11 September 2022. /REUTERS/Vitalii Hnidyi

Reaktor nuklir mati
Saat perang memasuki hari ke-200, Ukraina pada hari Minggu menutup reaktor terakhir yang beroperasi di pembangkit listrik tenaga nuklir terbesar di Eropa untuk mengantisipasi bencana saat pertempuran berkecamuk di dekatnya.

Rusia dan Ukraina saling menuduh menembaki sekitar pabrik Zaporizhzhia yang dikuasai Rusia, yang berisiko melepaskan radiasi.

Baca Juga: Rusia Menuduh Kyiv Meracuni Beberapa Tentaranya di Ukraina

Badan Energi Atom Internasional mengatakan saluran listrik cadangan ke pembangkit telah dipulihkan, menyediakan listrik eksternal yang dibutuhkan untuk melakukan pemadaman sambil bertahan dari risiko kehancuran.

Presiden Prancis Emmanuel Macron mengatakan kepada Putin dalam panggilan telepon pada hari Minggu bahwa pendudukan pabrik oleh pasukan Rusia adalah alasan mengapa keamanannya terganggu, kata kepresidenan Prancis. Putin menyalahkan pasukan Ukraina, menurut pernyataan Kremlin.

Prancis pada Minggu mengatakan akan menandatangani kesepakatan dengan Rumania untuk membantu meningkatkan ekspor gandum Ukraina. 

Baca Juga: IMF Peringatkan Sanksi Keuangan terhadap Rusia Dapat Mengancam Dominasi Dolar

Ekspor gandum Ukraina telah merosot sejak awal perang karena pelabuhan Laut Hitamnya ditutup, menaikkan harga pangan global dan memicu kekhawatiran kekurangan pasokan.

"Besok, saya akan menandatangani kesepakatan dengan Rumania yang akan memungkinkan Ukraina mengeluarkan lebih banyak biji-bijian ... menuju Eropa dan negara-negara berkembang, terutama di Mediterania (negara) yang membutuhkannya untuk makanan," kata Menteri Transportasi Clement Beaune kepada radio France Inter.

Dana Moneter Internasional (IMF) juga mencari cara untuk menyediakan dana darurat bagi negara-negara yang menghadapi guncangan harga pangan akibat perang. Selain itu, IMF akan membahas langkah-langkah pada pertemuan dewan eksekutif pada hari Senin.***

Halaman:

Editor: Toni Irawan

Sumber: Reuters Financial Times


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah