Tragedi Kemanusiaan Gaza: Analisis Mendalam Data Korban Perang Terbaru

- 22 Desember 2023, 07:00 WIB
Saeed Al-Shorbaji, pengawas kamar mayat rumah sakit Nasser, terlihat bekerja di kamar mayat, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok Palestina Hamas, di Khan Younis, Jalur Gaza selatan, 7 November 2023.
Saeed Al-Shorbaji, pengawas kamar mayat rumah sakit Nasser, terlihat bekerja di kamar mayat, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan kelompok Palestina Hamas, di Khan Younis, Jalur Gaza selatan, 7 November 2023. /REUTERS/Mohammed Salem/File Photo

ZONA PRIANGAN - Di ruang jenazah Rumah Sakit Nasser, di selatan Gaza, para pekerja membungkus jenazah korban serangan udara Israel dengan kain putih di tengah bau kematian. Mereka mencatat informasi dasar tentang korban: nama, nomor kartu identitas, usia, jenis kelamin.

Beberapa jenazah sangat rusak. Hanya yang telah diidentifikasi atau diklaim oleh keluarga yang bisa dimakamkan dan dihitung dalam jumlah kematian perang oleh Kementerian Kesehatan Gaza.

Yang lain disimpan dalam lemari pendingin morgue, seringkali selama berminggu-minggu.

Baca Juga: Drama Pahit Zona Perang: Kematian Sandera Israel dan Kontroversi Kekejaman Militer

Jumlah korban pada hari Kamis mencapai sekitar 20.000 orang, di tengah seruan internasional yang diperbarui untuk gencatan senjata baru di Gaza.

Menurut kementerian, ribuan korban lainnya masih terkubur di bawah reruntuhan. Sekitar 70% dari mereka yang tewas adalah perempuan dan anak-anak.

Angka kementerian telah menarik perhatian internasional terhadap jumlah besar warga sipil yang tewas dalam serangan militer Israel, yang diluncurkan setelah serangan Hamas pada 7 Oktober, yang merupakan serangan paling berdarah dalam sejarah 75 tahun negara itu.

Baca Juga: Perang di Gaza: Israel Hadapi Isolasi Diplomatik dan Desakan Gencatan Senjata

Namun, dengan sebagian besar rumah sakit di Gaza sekarang ditutup, ratusan dokter dan pekerja kesehatan lainnya tewas, dan komunikasi terhambat oleh kekurangan bahan bakar dan listrik, semakin sulit untuk mengumpulkan data korban.

Halaman:

Editor: Toni Irawan

Sumber: Reuters


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x