Baca Juga: Meningkatnya Jumlah Prajurit Israel yang Terluka: Tantangan Besar Bagi Israel
"Situasinya menjadi sangat berbahaya sehingga beberapa staf yang tinggal di daerah sekitarnya tidak dapat meninggalkan rumah mereka karena ancaman terus-menerus dari drone dan penembak jitu," kata Carolina Lopez, koordinator darurat kelompok tersebut di rumah sakit, dikutip ZonaPriangan.com dari AP.
Dia mengatakan peluru menembus dinding unit perawatan intensif rumah sakit pada hari Jumat, dan "serangan drone penembak jitu hanya beberapa ratus meter dari rumah sakit" dalam beberapa hari terakhir.
Kelompok tersebut memiliki sekitar 50 staf medis Palestina dan internasional di rumah sakit itu. Lopez mengatakan rumah sakit tersebut menerima antara 150 hingga 200 orang terluka setiap hari dalam beberapa minggu terakhir.
Baca Juga: Dampak Tragis Perang Israel-Hamas: Amputasi Menjadi Kehidupan Baru bagi Korban Perang di Gaza
"Pada beberapa hari, kita menerima lebih banyak mayat daripada yang terluka," katanya. "Tidak ada orang dan tidak ada tempat yang aman di Gaza".
Hagari, juru bicara militer, mengatakan pasukan Israel akan bertindak berbeda di selatan dibandingkan di utara Gaza, di mana bombardemen berat dan pertempuran darat meratakan seluruh lingkungan.
Dia mengatakan kamp pengungsi perkotaan yang saat ini menjadi target militer dipenuhi dengan pejuang dan "kota bawah tanah dari terowongan yang merambat" ditemukan di bawah Khan Younis.
Baca Juga: Serbuan Israel di Gaza: Dampak Fatal bagi Warga Sipil dan Tantangan Diplomatik Internasional
Dia mengatakan militer "menerapkan pelajaran yang kita pelajari," tetapi tidak menjelaskan lebih lanjut.