Pohon Tumbang, Satu Orang Meninggal dan Satu Lainnya Terluka

5 Agustus 2020, 08:50 WIB
HUJAN dan angin kencang menumbang pohon dan menimpa rumah tangga meminta korban satu orng meninggal dunia.*/ISTIMEWA /

ZONA PRIANGAN - Hujan dibarengi angin kencang melanda Kabupaten Aceh Selatan, Senin 3 Agustus 2020, pukul 10.40 waktu setempat.

Akibat kejadian itu, sejumlah pohon tumbang dan menghancurkan rumah warga serta meminta koban jiwa.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana setempat melaporkan, satu orang meninggal dunia dan satu orang lainnya mengalami luka ringan.

Baca Juga: Pelantikan Sultan Kasepuhan Memanas, Sejumlah Pesantren Lakukan Penolakan

Artikel ini sebelumnya sudah tayang di Fixpekanbaru.com dengan judul "Angin Kencang Terjang Aceh Selatan, Satu Warga Meninggal Tertimpa Pohon"

Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Raditya Jati mengatakan, di wilayah Aceh Tengah masih memungkinan terjadinya bencana hidrometeorologi.

Menurutnya, warga mesti mewaspadai cuaca yang kurang bersahabat. Termasuk aktivitas nelayan di laut mesti hati-hati.

Baca Juga: Anak Pelaku Pencuri HP di Garut, Akhirnya diberi Bantuan Oleh Polisi

"Untuk musibah di laut, ada enam nelayan hilang, sedangkan 2 KK mengungsi ke rumah tetangga. BPBD setempat masih melakukan pendataan korban terdampak pasca kejadian," tuturnya.

Raditya Jati menambahkan, kerugian materil masih terus didata oleh Tim Reaksi Cepat (TRC) Aceh Selatan.

Data sementara rumah rusak berat 8 unit dan rusak ringan 5. Pantauan di lapangan menunjukkan pohon tumbang di beberapa titik akses jalan.

Baca Juga: Terdampar di Pantai Inggris, Makhluk Apakah ini ?

"TRC dan dinas terkait segera melakukan penanganan darurat, seperti kaji cepat, pembersihan pohon tumbang, dan pencarian korban yang hilang, " katanya

Angin kencang dirasakan warga di sejumlah kecamatan di Kabupaten Aceh Selatan. Sembilan kecamatan tersebut yakni Kecamatan Bakongan, Pasie Raja, Sawang, Meukek, Labuhanhaji, Labuhanhaji Timur, Kluet Utara, Samadua dan Bakongan Timur.

Raditya Jati mengimbau masyarakat waspada terhadap fenomena angin kencang atau angin puting beliung. Fenomena yang biasa terjadi saat pergantian musim ini diidentifikasi dengan tanda-tanda, seperti pertumbuhan awan Cumulus.

Baca Juga: Pulang dari Yogyakarta Terpapar Covid-19, Puluhan Pegawai Dishub Kab. Cirebon Jalani Tes Swab

Sehari sebelumnya, udara pada malam hari hingga pagi hari terasa panas dan gerah. Di antara awan tersebut, ada satu jenis awan yang batas tepinya sangat jelas berwarna abu-abu menjulang tinggi mirip bunga kol.

"Awan tiba-tiba berubah warna dari putih menjadi gelap (awan cumulonimbus). Durasi fase pembentukan awan hingga fase awan lenyap berlangsung paling lama sekitar 1 jam," ujarnya.***

Editor: Parama Ghaly

Tags

Terkini

Terpopuler