Menurut Ibnu, aksi demo pun berpotensi disusupi kelompok radikal ini untuk menyerang ke pemerintah.
"Biasanya pola penyebarannya lewat pertemanan, kekerabatan dan pernikahan," ujarnya.
Ibnu pun menjelaskan, ada sekitar 23 ibu dan anak-anak yang ingin menjadi pelaku bom bunuh diri. Yakni, 11 orang anak-anak dan 9 ibu-ibu.
"Kondisi ini terjadi, sebagai dampak dari internet karena disitu ada buku panduan bagaimana membuat bom bunuh diri," jelasnya.
Ibnu mengatakan, ada pedoman jaringan teroris dari Aceh hingga Papua ada internet. "Bukunya ada. Saya dapat informasi ini dari anak berumur 12 tahun yang ditangkap," paparnya.
Untuk mencegah paham radikal tersebut, kata dia, maka semua harus menggelorakan pancasila yang saat ini mulai berkurang.
Baca Juga: Dubai Umumkan Ambisinya dengan Target Membuat Transportasi Publik Bebas Emisi Berupa Bus Listrik
Paham pancasila, jelas Ibnu, harus terus digelorakan mendominasi di keluarga kecil agar terhindar dari doktrin radikal.
"Kesiapsiagaan nasional, kontra radikal dan deradikalisasi harus sampai ke masyarakat terbawah," katanya.