Novel Baswedan: Pelemahan KPK Terjadi Secara Sistematis dan Selalu Gagal, Lantaran Banyak Dukungan Publik

- 18 Oktober 2021, 06:02 WIB
Mantan penyidik KPK Novel Baswedan.
Mantan penyidik KPK Novel Baswedan. /Tangkapan layar Youtube.com/Novel Baswedan Official

ZONA PRIANGAN - Novel Baswedan merupakan salah satu dari 57 pegawai KPK yang dipecat karena tak lolos Tes Wawasan Kebangsaan (TWK) pada akhir September lalu.

Mantan penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan mulai mencoba mengisi hari-harinya setelah dipecat dari lembaga antirasuah. Novel menjadi Youtuber dan membuat akun Youtube dengan namanya sendiri.

Dalam channel youtube pribadinya Novel Baswedan Official yang diunggah Minggu 17 Oktober 2021, Novel mengatakan para koruptor telah lama bersabar menunggu momen pelemahan KPK.

Baca Juga: Febri Diansyah: Biar Paham dan Tidak Asal Klaim, Lihat Data OTT KPK Dari Tahun 2005 hingga September 2021

"Saya mau katakan koruptor itu memang telah bersabar sekian lama untuk menunggu masa dimana waktu yang tepat, untuk melakukan pelemahan bahkan mematikan semangat pemberantas korupsi," ujar Novel Baswedan.

Upaya pelemahan KPK, katanya, terjadi secara sistematis, namun selalu gagal lantaran lembaga ini mendapat banyak dukungan publik.

Novel menambahkan kalau masyarakan merasa muak meliat praktik-praktik korupsi yang menjalar di negara ini  dan kita tahu pelaku-pelakunya tidak pernah bisa tersentuh.

Baca Juga: Febri Diansyah: Para Pegawai KPK yang Disingkirkan Pernah Diiming-imingi Posisi di BUMN

Isu radikal muncul di internal KPK ketika lembaga KPK ini sedang menangani kasus-kasus besar, dan isu tersebut memberikan dampak yang luar biasa serta berhasil memecah belah.

Novel dan rekan-rekannya di KPK tak ingin terkait pembahasan tersebut sebab menurutnya isu itu hanya kebohongan dan jauh dari fakta, mengingat di lembaga ini ada beragam pemeluk agama dan etnis.

"Bayangkan, ketika disebut itu radikal, atau Taliban, atau apapun itu seolah-olah hanya satu di KPK: hanya orang Muslim saja yang bekerja. Padahal tidak begitu," ujarnya.

Baca Juga: Novel Baswedan: Sekarang Koruptor Semakin Aman dan Terus Garong Harta Negara. Kasihan Masyarakat Indonesia

Novel sadar betul pekerjaannya sebagai pemberantas korupsi memiliki banyak risiko, salah satunya berupa serangan balik.

"Dan orang yang menyerang adalah orang yang punya kekuasaan, punya kekayaan sumber daya ekonomi," ujar Novel Baswedan.***

Editor: Yudhi Prasetiyo

Sumber: YouTube Novel Baswedan


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x